Mudir Idarah Wustho Jatman Jakarta, Irawan Santoso menyebut acara silaturahmi merupakan bagian dari upaya untuk merekatkan dan memperkuat ahlu tarekat dalam membangun fondasi awal kebangkitan Islam.
Menurutnya, catatan sejarah di Barat pada masa lampau sangat melarang kaum sufi untuk berkumpul kembali.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
"Ada satu catatan yang dibuat oleh Barat, secara garis besar jangan sampai pengikut sufisme bersatu kembali. Berkumpulnya ahlu tarekat adalah salah satu titik kunci dalam agama Islam," katanya.
Baca:Rais Jatman DKI Ajak Umat Aktif Syiarkan Tarekat |
Pertemuan Ahlu Tarekat merupakan bagian dari upaya untuk mencapai puncak kebangkitan Islam.
"Tentu perkempulan ini menjadi perjuangan bersama. Semoga perkumpulan kita menjadi titik balik mengawal kejayaan Islam," lanjutnya.
Sementara itu, dalam ceramahnya, KH. M. Hilmi Al Araki menjelaskan bahwa puasa dalam agama Islam memiliki beberapa tingkat. Tingkat pertama adalah puasa ketika menahan nafsu muthma'innah, yang bisa dilakukan oleh umat Muslim secara umum.
Kemudian, ada tingkat nafsu radhiyah yang hanya bisa dicapai oleh para ulama dan wali Allah.
Tingkat ketiga adalah nafsu mardhiyyah, yang hanya bisa dicapai oleh para nabi dan rasul. Terakhir, ada tingkat nafsu kamilah yang hanya dimiliki oleh Nabi Muhammad SAW.
"Walaupun kita sulit mencapai tingkatan kamilah, akan tetapi kita berharap bisa bersama-sama dengan Nabi Muhammad SAW dalam hal ini," katanya.
Dalam acara tersebut turut dihadiri oleh Syekh M. Danial Nafis selaku Ro'is Ifadlyah dan juga Khadim Zawiyah Arraudhah Tarekat Syadziliyah Qodiriyah, Syekh M. Yunus Abdul Hamid selaku Rois Iftah (Tarekat Tijaniyah), beberapa anggota majlis ifta seperti; KH. Ahmad Marwazie, KH. Ali Abdillah, KH. M. Hilmi Al Araki (Tarekat Arokiyah, Qodiriyah).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (ALB)