"Kita serahkan rompi antipeluru 50 unit. Nanti bisa ditambah. Untuk dikenakan anggota di lokasi rawan," kata Agung di Posko Terpadu Cikopo, Jawa Barat, Sabtu (2/7/2016).
Agung mengakui adanya informasi dari intelijen terkait ancaman teror jelang Lebaran 2016. Namun, dia meminta polisi tak takut dengan ancaman itu, namun harus tetap waspada.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?

Kakorlantas Irjen Agung Budi Maryoto (berseragam, dua dari kanan) bersama Gubernur Jabar Aher (kanan) dalam peninjauan Posko Terpadu Cikopo, Sabtu 2 Juli/MTVN/Yogi Bayu Aji
Jenderal polisi bintang dua ini juga mengakui belajar banyak dari bom Thamrin yang banyak melukai polisi lalu lintas. Dia tak ingin anggotanya kembali jadi korban.
"Jadi kita lengkapi, minimal rompi," ujar dia.
Dia meminta tak ada personel yang sednirian menjaga suatu persimpangan jalan. Minimal, ada dua orang petugas sebagai buddy system yang menjaga satu titik.
Sayangnya, Agung tak mau bicara banyak soal wilayah mana saja yang harus mendapatkan perhatian lebih. "(ada) perkiraan, perkiraan intelijen. (Kita) tak boleh abaikan, harus kita siap," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (OJE)