Persoalannya, khusus di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan, penetapan 1 Syawal kadang tak seragam, bahkan di antara ahli hisab. Otomatis Lebaran di tengah masyarakat juga jadi tak serempak.
Sejatinya pergantian bulan Hijriyah diukur lewat posisi hilal. Hilal, seperti dinukil dari Wikipedia, adalah bulan sabit muda pertama yang bisa dilihat setelah terjadinya konjungsi (ijtimak, bulan baru) pada arah dekat matahari terbenam.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Umumnya hilal diamati pada hari ke-29 dari almanak Islam untuk menentukan apakah hari berikutnya sudah terjadi pergantian bulan atau belum. Hilal juga adalah bagian dari fase-fase bulan.

Suasana rukyatul hilal penentuan awal Ramadan.MI/Ghozi
Problemnya, bagaimana cara mendapati hilal? Ada dua metode untuk menentukan hilal: Rukyat dan Hisab.
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama setelah ijtimak (konjungsi). Rukyat bisa dilihat dengan mata telanjang atau dengan alat bantu, seperti teleskop.
Rukyat dilakukan selepas matahari terbenam. Soalnya hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (Maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari. Ukurannya sangat tipis.
Apabila hilal terlihat, otomatis pada petang (Maghrib) waktu setempat sudah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat, awal bulan ditetapkan mulai Maghrib hari berikutnya.
Sedangkan hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan buat penentuan awal bulan pada kalender Hijriyah.

Petugas menilik teropong untuk melakukan rukyatul hilal.ANT/Feny Selly
Dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (ICH)