Penghageng Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Hayu menjelaskan perbedaan hari Lebaran terjadi karena Keraton Yogyakarta tidak mengacu pada penanggalan Hijriah maupun Masehi sebagaimana umumnya. Akan tetapi secara turun temurun menggunakan kalender Jawa buatan Sultan Agung.
"Namun Sri Sultan tetap akan mengikuti salat Id di Alun- alun Utara Kraton Yogyakarta pada 6 Juli besok, sekitar pukul 09.00 WIB. Hal ini dilakukan sebagai tanda penghormatan keraton kepada pemerintah," kata GKR Hayu di Keraton Kilen Yogyakarta, Selasa (5/7/2016).
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Tepat di hari Lebaran, digelar prosesi Ngabekten (sungkeman silahturahmi) kepada Raja Yogyakarta Sri Sultan Hamengkubuwono X. Prosesi Ngabekten akan dilangsungkan selama dua hari, yakni Kamis 7 Juli dan 8 Juli 2016.
Wakil Penghageng Tepas Tanda Yekti Keraton Yogyakarta KPH Yudahadiningrat mengatakan hari pertama Ngabekten dikhususkan bagi anak-anak, cucu, kerabatan, abdi dalem, handai taulan, saudara dan pejabat pemerintah pria Sri Sultan Hamengkubuwono X. Dalam Ngabekten para tamu undangan akan melakukan sungkeman kepada Raja Yogyakarta satu persatu sesuai urutan.
"Ngabekten hari pertama dimulai pukul 09.00-16.00 WIB. Sungkeman dimulai dari Putro Dalem, Sentana Dalem dan dilanjutkan tamu undangan lain. Ada sekitar 300 orang yang diperkirakan hadir," kata Pria yang biasa disapa Romo Noer ini.
Hari kedua Ngabekten ditujukan untuk istri, putri, cucu, keluarga, kerabat dan pemerintah wanita Sri Sultan Hamengkubuwono X. Prosesi Ngabekten merupakan salah satu upacara ageng di Keraton Yogyakarta yang telah dilakukan sejak zaman Panembahan Senopati. Prosesi ini dilakukan selain sebagai silaturahmi, juga menunjukkan tanda bakti dan loyalitas ke Raja.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)