Tak tanggung-tanggung, setiap harinya disediakan hingga 1000 porsi untuk santapan berbuka puasa secara gratis.
"Tradisi ini sudah ada sejak 1909. Tepatnya di masa kejayaan Kesultanan Deli di bawah kepemimpinan Sultan Makmun Al Rasyid Perkasa Alam Syah," kata salah satu juru masak Bubur Sup Melayu, Hamdan, Minggu 28 Mei 2017.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Untuk bisa menikmati Bubur Sup Melayu ini, tak jarang masyarakat harus rela mengantre mulai pukul 15.00 WIB. Bagi yang sudah mendapatkan bagian, mereka menunggu beduk berbuka puasa di sebuah tenda yang disediakan pengurus masjid.

Warga mengantre untuk mendapatkan Bubur Sup Melayu/Mertrotvnews.com/Budi Warsito
Masyarakat datang dengan membawa wadah mereka sendiri. Wadah itu diletakkan di sebuah meja yang digunakan untuk membagikan bubur. Pada pukul 16.00 WIB, barulah bubur khas Ramadan itu dibagikan.
Warga Kota Medan Yugo mengatakan, di setiap Ramadan selalu menyempatkan diri untuk mencicipi Bubur Sup Melayu. "Walaupun harus menunggu, enggak apa-apa, demi dapat bubur," kata dia.
Pengunjung yang mengantre, bukan hanya dari warga sekitar masjid. Ada pula penikmat bubur dari Kota Binjai dan Deli Serdang.
Bubur Sup Melayu disantap bersama menu Anyang, yakni sayur pakis dan toge yang diolah sedemikian rupa dengan cabai, udang kering, kelapa kukur goreng dan asam jeruk.Bubur Sup Melayu dibuat dari bahan dasar beras ditambah daging dan sayuran berupa kentang, wortel, serta bumbu, merica dan daun seledri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News (SBH)