Perbedaan SHM dan HGB. Foto: Shutterstock
Perbedaan SHM dan HGB. Foto: Shutterstock

Sudah Tahu Belum, Ini Bedanya HGB dan SHM

Rizkie Fauzian • 10 September 2023 16:51
Jakarta: Sebelum membeli properti, baik rumah, apartemen, maupun tanah, Anda harus menanyakan sertifikat. Kepemilikan sertifikat juga menjadi bukti kuat bahwa Anda merupakan pemilik yang sah dari properti secara hukum.
 
Ada berbagai macam sertifikat yang perlu diketahui, seperti Sertifikat Hak Milik (SHM), Hak Guna Bangunan (HGB), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Pakai, Girik, Petok, hingga Letter C. Masing-masing sertifikat memiliki kekuatan yang berbeda.
 
Saat melakukan transaksi jual beli rumah, ada sertifikat yang perlu Anda ketahui yakni HGB dan SHM.  Anda harus mempelajari sertifikat ini, jangan sampai Anda lalai dan terkesan mengabaikan dokumen yang sangat penting ini.
 
Sebagai langkah awal, perhatikan status hunian tersebut agar dimasa depan tak lagi ada masalah. Penting untuk menyelidiki status tanah agar tak timbul masalah terkait legalitasnya dikemudian hari.

Pengertian HGB

Sudah Tahu Belum, Ini Bedanya HGB dan SHM
Perbedaan SHM dan HGB. Foto: Shutterstock

Anda tentu sudah familiar mendengar mengenai HGB. Sesuai dengan namanya, HGB adalah kewenangan yang diberikan oleh pemerintah atau suatu hak yang didapatkan untuk menggunakan sebuah lahan yang bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu 30 tahun yang atas permintaan pemegang hak mengikat keperluan serta keadaan bangunan-bangunannya dan dapat diperpanjang sampai dengan jangka waktu maksimum 20 tahun.
 
Baca juga: Catat! Ini Syarat Mengubah AJB Jadi SHM

Ini artinya, pemegang sertifikat tersebut hanya diberikan kuasa untuk memberdayakan lahan baik untuk mendirikan bangunan ataupun keperluan lain dalam jangka waktu tertentu. Jadi, pemilik properti dengan status HGB hanya memiliki bangunannya saja, sedangkan tanahnya masih milik negara. Biasanya, developer atau pengembang menggunakan lahan berstatus HGB untuk membesut unit perumahan dan apartemen.
 
Dengan sertifikat HGB pun Anda tak serta merta bebas dalam penggunaan lahannya karena harus sesuai dengan perijinan. Tujuan lainnya yang sesuai dengan kriteria sertifikat HGB adalah ketika Anda berencana untuk memiliki properti dengan penggunaan yang hanya sementara.
 
Properti dengan status HGB juga cocok untuk dikembangkan menjadi sesuatu yang bersifat komersial. Benefit dari properti dengan jenis sertifikat ini bagi Warga Negara Asing merupakan salah satu cara kepemilikan properti.

Pengertian SHM

Sudah Tahu Belum, Ini Bedanya HGB dan SHM
Perbedaan SHM dan HGB. Foto: Shutterstock
 
Sertifikat Hak Milik yang merupakan jenjang sertifikat hak atas sebuah tanah yang tertinggi atau terkuat. SHM (Sertifikat Hak Milik) adalah jenis sertifikat yang pemegangnya memiliki kekuasaan penuh sebagai pemilik dari lahan disebuah kawasan dengan luas tertentu yang tercantum dalam surat dengan waktu yang tidak terbatas.
 
Dengan demikian, pemegang sertifikat yang tercantum dalam surat menjadi pemilik seutuhnya tanpa adanya campur tangan dan kemungkinan kepemilikan bagi pihak lain.

Perbedaan HGB dan SHM

Perbedaan SHM dan HGB dapat dilihat dari tingkat kuasa dan jangka waktu kepemilikan properti. Jika Sertifikat Hak Milik  dapat diwariskan dan tidak memiliki batasan waktu kepemilikan maka Hak Guna Bangunan memiliki batasan waktu dan diperkenanan untuk diperpanjang masa penggunaannya.   
 
Sertifikat Hak Milik pun bisa di gunakan sebagai jaminan kepada lembaga keuangan jika Anda ingin mengajukan kredit hal ini berbeda jika Anda hanya memiliki sertifikat Hak Guna Bangunan. Oleh karena itu, bila bertekad untuk menetap di bangunan dan tanah dalam jangka waktu lama atau berencana untuk investasi jangka panjang, sebaiknya membeli properti dengan status Sertifikat Hak Milik.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan