Pembersih yang sebaiknya dihindari. Foto: Freepik
Pembersih yang sebaiknya dihindari. Foto: Freepik

7 Bahan Pembersih yang Ternyata Bisa Merusak Jika Dipakai Sembarangan

Rizkie Fauzian • 05 Oktober 2025 19:17
Jakarta: Saat rumah kotor dan berantakan, biasanya kita langsung meraih pembersih apa pun yang ada di dekat tangan. Namun, sebaiknya hati-hati dalam memilih produk karena tidak semua pembersih aman untuk semua permukaan.
 
Alih-alih membersihkan, beberapa justru bisa menimbulkan kerusakan. Untuk membantu memilah mana yang layak dipakai dan mana yang sebaiknya dihindari, pakar kebersihan Allison Nelson, pendiri Alison’s Cleanin’, membagikan panduannya.
 
Berikut tujuh benda pembersih yang sebaiknya kamu gunakan dengan bijak, atau bahkan hindari sama sekali.

Pembersih yang sebaiknya dihindari

7 Bahan Pembersih yang Ternyata Bisa Merusak Jika Dipakai Sembarangan
Pembersih yang sebaiknya dihindari. Foto: Freepik

1. Tisu disinfektan

Praktis memang, tapi jangan berharap tisu disinfektan bisa membersihkan semuanya.
“Tisu ini bagus untuk membunuh kuman, bukan menghilangkan kotoran,” kata Nelson.

Dipakai di dinding yang dicat, hasilnya malah bisa meninggalkan goresan. Pada pelapis kain, tisu ini bisa memicu noda dan bahkan jamur. Jika digunakan di area dapur, jangan lupa bilas kembali permukaan yang bersentuhan dengan makanan.

2. Tisu dapur

Tisu dapur terlihat aman untuk segala hal, padahal tidak. Seratnya mudah tertinggal, bisa menggores lapisan halus, dan sering meninggalkan bekas.
 
Menurut Nelson, hasilnya justru tidak bersih maksimal. Sebagai gantinya, gunakan handuk mikrofiber yang lebih ramah lingkungan, bisa menjebak debu, dan membuat kaca berkilau hanya dengan sekali usap.

3. Minyak atsiri yang tidak diencerkan

Lavender, tea tree, atau peppermint memang wangi dan alami, tetapi jangan mengandalkannya sebagai pembersih utama.
 
Baca juga:Cara Bersih-Bersih Rumah yang Efektif, Bikin Betah dan Sehat

 
“Minyak atsiri perlu dikombinasikan dengan agen pembersih lain, dan selalu harus diencerkan,” jelas Nelson.
 
Digunakan langsung, minyak ini tidak efektif untuk noda membandel, bahkan bisa meninggalkan bekas atau membuat permukaan menjadi licin.

4. Pemutih untuk pembersihan rutin

Pemutih memang ampuh membunuh kuman, namun bukan berarti cocok untuk semua hal.
Nelson mengingatkan, pemutih tidak mengangkat kotoran dan bisa merusak peralatan rumah tangga. Cipratan kecil saja bisa membuat pakaian kamu rusak.
 
Kecuali sedang menghadapi jamur atau kasus khusus, pemutih sebaiknya tidak dijadikan solusi sehari-hari.

5. Pembersih kaca di permukaan selain kaca

Banyak orang yang memakai pembersih kaca untuk segala permukaan karena kesannya praktis.
Padahal, sebagian besar pembersih kaca mengandung amonia yang terlalu keras untuk material seperti kayu atau meja dapur.
 
Selain itu, aroma segar bukan berarti bebas kuman produk ini hanya membersihkan kilap, bukan mendisinfeksi.

6. Produk berbasis amonia

Amonia dulu sering dipakai, tetapi bukan berarti masih relevan sekarang. Bahan ini keras terhadap kayu dan batu alam, mengeluarkan bau menyengat, dan bisa berbahaya bila tercampur dengan pemutih.
 
“Amonia memang bisa menghilangkan lemak, tapi kecuali oven kamu sangat kotor, rasanya tidak perlu,” kata Nelson.

7. Lemon dan cuka pada batu alam

Bahan alami ini sering dipuji sebagai pembersih serbaguna. Tetapi jangan sekali-kali menggunakannya pada marmer atau granit.
 
Asam dari cuka dan lemon dapat mengikis permukaan batu, membuatnya kusam dan tidak rata. Simpan bahan ini untuk digunakan pada microwave atau teko air, bukan pada countertop dapur berbahan marmer. (Sultan Rafly Dharmawan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan