Namun, proses bersih-bersih rumah ini sebenarnya dapat membantu meredakan stres. Jadi, bangun kebiasaan ini yang lebih baik agar rumah tetap bersih. Dikutip The Spruce, berikut ini kebiasaan buruk paling umum saat membersihkan rumah dan cara memperbaikinya.
Kebiasaan buruk membersihkan rumah
.jpg)
Kebiasaan buruk membersihkan rumah. Foto: Freepik
1. Memulai tanpa rencana
Kreator konten Rosa Picosa mengatakan salah satu kesalahan terbesar saat membersihkan rumah adalah memulainya tanpa rencana. Hal utama yang dapat dilakukan adalah membagi tugas pembersihan ke dalam beberapa kategori, seperti sampah, cucian, membersihkan dan menyedot debu.
Tujuannya supaya kamu tetap fokus dan misi membersihkan rumah cepat selesai. Untuk menghindari stres, ia menyarankan untuk mengalokasikan waktu 15 menit untuk setiap tugas, memasang pengatur waktu, dan beristirahat sejenak setelah pengatur waktu selesai.
Tujuannya supaya kamu tetap fokus dan misi membersihkan rumah cepat selesai. Untuk menghindari stres, ia menyarankan untuk mengalokasikan waktu 15 menit untuk setiap tugas, memasang pengatur waktu, dan beristirahat sejenak setelah pengatur waktu selesai.
2. Tidak membersihkan dari atas ke bawah
Ahli kebersihan Vanessa Bossart, ada satu metode yang sangat ampuh, yakni membersihkan permukaan bawah. Misalnya, meja dapur atau lantai sebelum membersihkan area yang lebih tinggi seperti rak, lemari, atau kipas langit-langit.
Tujuannya agar debu dan kotoran berjatuhan ke tempat yang sudah dibersihkan sehingga membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Setelah membersihkan semua benda, Bossart menyarankan untuk selalu bekerja dari atas ke bawah. Semua debu akan berada di lantai dan siap untuk dibersihkan.
Tujuannya agar debu dan kotoran berjatuhan ke tempat yang sudah dibersihkan sehingga membutuhkan waktu dan tenaga ekstra. Setelah membersihkan semua benda, Bossart menyarankan untuk selalu bekerja dari atas ke bawah. Semua debu akan berada di lantai dan siap untuk dibersihkan.
3. Terlalu banyak produk
Picosa memperingatkan menyimpan terlalu banyak produk tidak baik karena dapat menciptakan lebih banyak penumpukan dan kekacauan. Sebaiknya, hindari mengikuti tren dan membuat larutan pembersih sendiri.
4. Menggunakan alat yang salah
Penggunaan peralatan yang tidak tepat, misalnya penggosok abrasif pada permukaan yang halus atau kain yang sama untuk area yang berbeda dapat menyebabkan kerusakan. Jika ingin membersihkan area yang mudah tergores seperti terbuat dari kaca dan baja tahan karat, pastikan untuk menggunakan kain mikrofiber yang lembut dan sediakan.
Baca juga: Cara Efektif Bersihkan Noda Semen di Keramik |
5. Menyelesaikan pekerjaan sekaligus
Kelemahan utama lain dari pembersihan seminggu sekali adalah memakan banyak waktu dan tenaga, serta dapat menguras fisik atau mental. Picosa menyarankan untuk jangan mencoba menyelesaikan semuanya sekaligus.
Ia juga menambahkan untuk berfokus pada tugas atau ruangan tertentu setiap hari, dan membagi pembersihan menjadi sesi yang lebih pendek dan mudah dikelola. Namun, lebih baik luangkan waktu untuk menentukan jadwal pembersihan mingguan.
6. Lupa membersihkan perlengkapan
Dalam pemeliharaan rumah, Bossart mengatakan tetapkan jadwal untuk mengganti perlengkapan dan peralatan hampir sama pentingnya dengan melakukannya untuk tugas itu sendiri. Alat pembersih yang kotor, seperti kain pel, spons, atau kain dapat menyebarkan kotoran daripada membersihkannya.
Sebaiknya, cuci kain mikrofiber dan bantalan pel setelah setiap penggunaan, serta ganti spons setiap minggu. Selain itu, pastikan menjaga filter dan kepala sikat penyedot debu tetap bersih untuk mempertahankan daya hisap dan kinerja yang optimal.
Sebaiknya, cuci kain mikrofiber dan bantalan pel setelah setiap penggunaan, serta ganti spons setiap minggu. Selain itu, pastikan menjaga filter dan kepala sikat penyedot debu tetap bersih untuk mempertahankan daya hisap dan kinerja yang optimal.
7. Perbandingan yang tidak sehat
Menurut Picosa, salah satu kesalahan terbesar yang dapat dilakukan adalah membandingkan ruangan kita dengan rumah-rumah yang tampak sempurna di media sosial. Ekspektasi yang tidak realistis tentang rumah yang benar-benar bersih 100 persen sepanjang waktu hanya akan membuat kamu merasa putus asa atau kecewa karena tidak dapat mempertahankan kebersihan. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News