Ilustrasi stabilizer listrik. Foto: AFP/Zou Qing.
Ilustrasi stabilizer listrik. Foto: AFP/Zou Qing.

Jenis-jenis Stabilizer Listrik dan Cara Memasangnya

Rizkie Fauzian • 30 Oktober 2023 20:09
Jakarta: Jika biaya listrik di rumah membengkak, padahal penggunaannya sama seperti bulan lalu? Bisa jadi ini karena tidak stabilnya tegangan listrik di rumah, sehingga penggunaannya menjadi boros.
 
Maka dari itu, dibutuhkan alat untuk menjaga kestabilan listrik bernama stabilizer. Stabilizer listrik berfungsi untuk menjaga kestabilan listrik, sehingga pemakaiannya selalu normal sesuai kebutuhan.
 
Tidak hanya itu saja, karena ternyata stabilizer listrik memiliki fungsi lainnya. Berikut penjelasan cara kerja stabilizer listrik, dan jenis-jenisnya yang perlu Anda ketahui, dikutip dari laman Cermati.
 

Apa itu stabilizer listrik?


Penggunaan stabilizer sering ditemukan pada peralatan listrik, di antaranya kulkas, komputer, AC, dan lain sebagainya. Di dalam stabilizer, terdapat satu komponen yang disebut Automatic Voltage Stabilizer (AVG) yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan listrik. Voltage yang stabil dapat menjaga kinerja alat-alat elektronik, sehingga fungsinya menjadi maksimal.

Sebelum memasang stabilizer, alangkah baiknya untuk mengecekbesaran penggunaan listrik di rumah. Semakin tinggi penggunaan listrik, semakin besar pula kapasitas stabilizer yang diperlukan. Hal sebaliknya pun berlaku.
 
Untuk mengecek tipe stabilizer yang akan digunakan, kamu bisa cek bagian Magnet Circuit Breaker (MCB). Apabila tegangannya tunggal, itu artinya 1 phase. Apabila terdapat tiga tegangan dalam satu tangkai, itu artinya 3 phase.
 
Besar kecilnya kapasitas stabilizer yang dipasang di rumah sebaiknya disesuaikan dengan daya listrik sebagai inputnya. Apabila daya input lebih besar 25 persen dari kapasitas stabilizer, maka kapasitas daya yang harus dimiliki sebuah stabilizer adalah 125 persen.
 
Apabila daya listrik yang terpasang di rumah sebesar 1.000 VA, maka kapasitas yang dimiliki oleh stabilizer adalah 1.250 VA. Kapasitas stabilizer yang ingin dibeli bisa lebih besar dari kapasitas yang disebutkan di atas.
 
Semakin besar kapasitas stabilizer, tentu semakin baik lagi. Hal ini akan membuat kinerja stabilizer menjadi lebih ringan dalam menstabilkan daya listrik di rumah.
 

Cara kerja stabilizer listrik


Besarnya daya yang dikeluarkan oleh stabilizer listrik tidak full 100 persen. Daya maksimal yang mampu dikeluarkan mulai dari 50 persen sampai 80 persen. Sebelum memutuskan untuk menggunakan stabilizer listrik di rumah, penting untuk memperhatikan besaran konsumsi listrik di rumah.
 
Cara kerja stabilizer disesuaikan dengan besarnya tegangan yang diterima. Jika tegangan yang diterima rendah, maka stabilizer akan otomatis menaikkan tegangan pada peralatan elektronik.
 
Begitu pula sebaliknya saat tegangan yang diterima tinggi, maka stabilizer akan menurunkan tegangan pada peralatan elektronik. Terdapat dua faktor yang memengaruhi nilai kapasitas dari sebuah stabilizer.
 
Pertama, nilai daya atau konsumsi listrik dari setiap peralatan elektronik yang terhubung dengan stabilizer. Kedua, nilai kapasitas stabilizer itu sendiri.
 
Untuk mengetahui besarnya kapasitas minimal suatu stabilizer, kamu harus mengetahui kedua faktor yang memengaruhinya. Kemudian, menjumlahkan nilai keduanya. Hal ini juga akan memudahkan kamu untuk memilih jenis stabilizer yang pas di rumah.
 

Jenis-jenis stabilizer listrik


Stabilizer listrik terdiri dari beberapa jenis dengan cara kerja yang berbeda-beda. Ada stabilizer listrik dengan servo motor, relay, dan sistem kontrol digital. Seperti apa cara kerja masing-masing stabilizer tersebut?
 

1. Stabilizer listrik dengan servo motor


Seperti namanya, stabilizer ini menggunakan servo motor untuk menstabilkan tegangan listrik. Diperlukan waktu sekitar 2 sampai 5 detik agar stabilizer ini menjadi stabil. Waktu ini diperlukan agar stabilizer dapat berputar terlebih dahulu. Servo motor dipasang pada carbon brass yang akan menghubungkan antara kabel input dan trafo. 
 
Ketika tegangan listrik menurun, motor akan berputar dan terjadi pergeseran titik input ke depan. Akibatnya, trafo berubah menjadi trafo step up.
 
Hal sebaliknya pun berlaku saat tegangan listrik naik. Motor akan berputar ke belakang dan terjadi pergeseran ke posisi bawah trafo, yaitu di angka 0. Akibatnya, trafo berubah menjadi trafo step down.
 

2. Stabilizer listrik dengan relay


Stabilizer yang satu ini akan bekerja apabila voltage listrik sedang naik turun. Jumlah relay yang digunakan bisa satu atau beberapa relay sekaligus. Tingkat reaksi yang dihasilkan cukup cepat, tapi tingkat kestabilannya kurang maksimal.
 
Saat voltage turun, arus listrik yang berada di rangkaian pengendali akan mengalirkan listrik ke relay, sehingga relay menjadi bergerak. Sementara arus yang mengalir ke trafo akan diteruskan ke trafo lainnya, sehingga arus listrik menjadi naik beberapa voltage. Ketika voltage kembali normal, voltage pada relay otomatis turun dan tidak dapat naik kembali.
 
Pada posisi normal ini, trafo akan terhubung kembali ke voltage normal. Tidak ada step up yang terjadi, karena stabilizer yang memiliki beberapa relay dapat membatasi kenaikan voltage pada jaringan listrik. Ketika terjadi lonjakan secara tiba-tiba, maka hal ini tidak akan merusak peralatan elektronik yang ada di rumah.
 

3. Stabilizer listrik dengan sistem kontrol digital


Jika dibandingkan dengan relay, stabilizer kontrol digital atau digital control ini jauh lebih baik. Apalagi sudah dilengkapi dengan filter, sehingga tingkat kestabilannya lebih maksimal. Hal ini tidak lepas karena penggunaan sistem ferro resonant atau line conditioner di dalamnya.
 
Waktu respons yang dibutuhkan oleh stabilizer kontrol digital ini adalah 0,4 detik. Dalam waktu yang singkat ini, stabilizer sudah dapat berfungsi dengan baik. Jika ingin memilih stabilizer yang cepat dan stabil, kamu bisa mempertimbangkan jenis yang satu ini untuk dipakai di dalam rumah.
 

Daftar harga stabilizer dan cara memasangnya


Harga stabilizer berbeda-beda, tergantung besar tegangan listrik yang dimiliki oleh stabilizer itu sendiri. Antara stabilizer 1.000 watt, 3.000 watt, dan 5.000 watt tentu berbeda. Semakin tinggi tegangannya, semakin mahal pula harganya.
 
  1. Stabilizer listrik 1.000 watt, mulai dari Rp350.000 sampai Rp500.000.
  2. Stabilizer listrik 3.000 watt, mulai dari Rp900.000 sampai Rp1.300.000.
  3. Stabilizer listrik 5.000 watt, mulai dari Rp1.800.000 sampai Rp2.500.000.

Lantas, bagaimana cara memasang stabilizer listrik sendiri di rumah? Kamu bisa ikuti langkah-langkah berikut ini, ya!
  1. Lepas kabel listrik, baik positif (+) maupun negatif (-) dari kotak MCB PLN ke kotak MCB group di dalam rumah.
  2. Sambungkan kabel, kemudian masukkan ke bagian input stabilizer sesuai kutub masing-masing (baik + maupun -).
  3. Buatkan kabel baru, lalu pasang pada output stabilizer. Sambungkan ke MCB group yang ada di dalam rumah.
  4. Kabel (+) sebaiknya disambungkan ke MCB induk di dalam MCB group. Sementara kabel (-) disambungkan sesuai posisi saat melepas.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan