Jakarta: Membersihkan rumah menjadi tugas penting. Tugas ini perlu dilakukan untuk menjaga kita dan keluarga aman dari kuman dan bakteri berbahaya.
Ilmuwan peneliti di University of Arizona Jonathan Sexton mengatakan cara terbaik adalah fokus membersihkan area yang sering dilalui dan barang yang paling sering digunakan. Musim dingin dan flu menjadi waktu yang tepat untuk mempertimbangkan tujuh kesalahan umum dalam pembersihan rumah.
Dilansir Better Homes and Gardens, berikut tujuh kelalaian umum dan cara mudah untuk memperbaikinya. Tujuannya agar rutinitas pembersihan dapat membantu meminimalkan penyebaran kuman di rumah serta mencegah reaksi alergi.
Kesalahan membersihkan rumah bikin sakit

Kesalahan membersihkan rumah bikin sakit. Foto: Freepik
1. Gunakan spons yang sama untuk piring dan meja dapur yang kotor
Spons dapur terkontaminasi bakteri coliform, seperti E. coli yang menyebabkan gangguan gastrointestinal yang cukup parah. Sexton mengatakan spons yang lembap mungkin menumbuhkan banyak bakteri.
Meskipun tidak ramah lingkungan, sebaiknya membersihkan meja dapur menggunakan tisu dapur. Jika menggunakan kain, segera cuci dengan air panas di mesin cuci. Setelah selesai mencuci piring, masukkan spons ke dalam mesin pencuci piring sehingga suhu panasnya akan membunuh bakteri.
2. Membersihkan permukaan tanpa mendisinfeksinya
Sabun dan air tidak akan membantu membasmi bakteri dan virus. Bersihkan terlebih dahulu dengan sabun dan air atau produk yang sesuai untuk permukaan apa pun yang akan dibersihkan. Gunakan juga disinfektan, seperti pemutih atau amonia.
"Sabun dan air menghilangkan sebagian besar kuman dari permukaan, tetapi untuk mengatasinya lebih lanjut, gunakan produk/semprotan disinfektan untuk membunuh patogen," kata Kristin DiNicolantonio, direktur senior komunikasi pemangku kepentingan untuk American Cleaning Institute (ACI). Banyak disinfektan yang memerlukan waktu beberapa menit untuk bekerja, jadi semprotkan, diamkan, lalu bersihkan.
Baca juga: Cara Memasang Gorden dengan Mudah |
3. Tidak membersihkan wastafel saat mencuci piring
Wastafel dapur menjadi salah satu permukaan paling kotor di rumah. Jika meninggalkan talenan yang digunakan untuk menyiapkan ayam mentah di wastafel dapur dan tidak mendisinfeksi wastafel, apa pun yang ada di sana akan terkontaminasi.
Salah satu cara yang baik untuk membuangnya dengan menyemprotkan disinfektan di wastafel dan saluran pembuangan. Jangan lupa keranjang dari saluran pembuangan, masukkan ke dalam mesin pencuci piring dengan piring-piring. Siklus air panas akan membunuh bakteri yang mungkin terkumpul di celah-celah.
4. Melewatkan bagian dalam kulkas saat membersihkan
Meskipun suhunya lebih dingin, kulkas dapat menjadi tempat berkembang biak berbagai bakteri. Penggunaan larutan soda kue dan air atau pembersih serbaguna nonabrasif untuk menggosok bagian dalam lemari es.
Jaga suhu pada 4° celcius atau lebih rendah karena bakteri tumbuh paling cepat antara 4° C dan 60°C. Selain itu, perhatikan wadah daging mentah atau unggas yang bocor. Simpanlah barang-barang tersebut di rak paling bawah untuk membantu mencegah kontaminasi silang dengan sayuran atau makanan lain di dalam lemari es.
5. Membersihkan pancuran tidak secara keseluruhan
Meskipun mungkin tidak umum, penelitian telah menemukan bahwa NTM (mikobakteri nontuberkulosis) atau bakteri yang mirip dengan penyebab tuberkulosis dapat menyebar ke paru-paru melalui air dari pancuran yang terkontaminasi. Membersihkan pancuran juga dapat mengurangi penumpukan kotoran dan membantu mencegah nosel tersumbat.
6. Jendela tetap tertutup saat membersihkan
Bahan kimia dalam banyak produk pembersih sangat bagus untuk membunuh kuman berbahaya, tetapi tidak baik untuk pernapasan Anda. Beberapa produk pembersih melepaskan bahan kimia berbahaya, termasuk senyawa organik volatil (VOC) yang dapat menguap pada suhu ruangan.
Bahan kimia tersebut dapat menyebabkan mata gatal, batuk, bersin, hingga sakit kepala, terutama Anda memiliki alergi. Saat menggunakan pembersih ini, bukalah jendela atau biarkan pintu tetap terbuka.
Anda juga dapat mempertimbangkan produk pembersih yang mengandung lebih sedikit bahan kimia keras, seperti cuka, soda kue, dan air jeruk lemon dapat efektif dan tidak membuat iritasi. Perhatikan juga bahwa semprotan aerosol dapat menyebarkan bahan kimia ke udara dengan lebih mudah, cobalah semprotan pompa atau alternatif nonaerosol.
7. Menggunakan kain pembersih kering saat membersihkan debu
Membersihkan furnitur dan rak dengan kemoceng dapat menimbulkan alergen potensial. Kemoceng bulu atau handuk kering tidak benar-benar mengumpulkan debu.
Sebaiknya, gunakan handuk lembap atau kain mikrofiber yang dapat mengangkat debu sehingga mengurangi jumlah debu yang beterbangan saat membersihkan. Gunakan juga dehumidifier di rumah untuk menjaga jumlah tungau debu tetap rendah. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di