Seberapa sering mengepel di rumah? Foto: Shutterstock
Seberapa sering mengepel di rumah? Foto: Shutterstock

Seberapa Sering Harus Mengepel Lantai? Ini Panduan yang Benar

Rizkie Fauzian • 20 November 2025 12:16
Jakarta: Mengepel lantai mungkin terlihat seperti pekerjaan rumah yang sederhana. Namun, frekuensi dan cara melakukannya dapat berpengaruh besar terhadap kebersihan, kenyamanan, serta kesehatan penghuni rumah. Jika jarang dilakukan, kotoran dan bakteri mudah menumpuk.
 
Sebaliknya, mengepel terlalu sering tanpa teknik yang tepat justru membuang waktu dan tenaga. Mengepel bukan hanya untuk menghilangkan debu yang terlihat, tetapi menjaga kualitas lingkungan rumah.
 
Karena itu, penting memahami seberapa sering lantai perlu dipel serta mengenali tanda-tanda kapan pembersihan harus dilakukan segera.

Seberapa sering harus mengepel lantai?

Seberapa Sering Harus Mengepel Lantai? Ini Panduan yang Benar
Menurut pakar kebersihan rumah, Jorge Leiva, tidak ada aturan universal mengenai jadwal mengepel. Namun secara umum, ia merekomendasikan lantai dipel setidaknya sekali seminggu, terutama di area yang rawan kotor seperti dapur dan kamar mandi. Sebelum mengepel, lantai harus disapu atau disedot debu terlebih dahulu.
 
Frekuensi ini juga dipengaruhi jumlah penghuni serta tingkat aktivitas di dalam rumah. Leiva menekankan bahwa fokus utama adalah kondisi lantai, bukan semata-mata jadwal.

Ada rumah yang dipel dua kali seminggu tetapi tetap cepat kotor, sementara ada juga yang cukup dipel dua minggu sekali namun tetap terlihat rapi karena penghuninya rajin membersihkan kotoran ringan di sela-sela waktu.

Tanda-tanda lantai perlu dipel

Beberapa indikator sederhana dapat menunjukkan bahwa lantai sudah waktunya dibersihkan, antara lain:
  1. Lantai tampak kusam dan kehilangan kilau akibat lalu lintas kaki yang tinggi.
  2. Debu menumpuk di sudut ruangan, termasuk rambut dan serat kain.
  3. Permukaan terasa lengket, terutama di area makan atau dapur.
  4. Nat lantai terlihat menggelap karena kotoran menyelip di sela-sela ubin.
  5. Gejala alergi kambuh, terutama bagi penghuni yang sensitif terhadap debu atau bulu hewan.
Leiva menegaskan pentingnya menyapu atau menyedot debu lebih dulu agar kotoran tidak tersebar saat pel basah digunakan. Ia juga menyarankan penggunaan pel kepala datar (flat mop) dengan bantalan bersih.
 
Menurutnya, pel model pemeras tradisional cenderung menyebarkan kembali kotoran dan kurang efektif untuk pembersihan mendalam.

Tips agar lantai tetap bersih lebih lama

Beberapa langkah berikut dapat memperpanjang waktu jeda antar sesi mengepel:
  1. Menyapu atau menyedot lantai secara rutin agar kotoran tidak menumpuk.
  2. Segera membersihkan tumpahan untuk mencegah noda.
  3. Menggunakan pel uap sesekali untuk pembersihan mendalam tanpa bahan kimia.
  4. Menempatkan dua keset di setiap pintu masuk di luar dan di dalam untuk mengurangi debu dari luar.
Leiva menilai pel dengan bantalan sekali pakai kurang ekonomis dan tidak ramah lingkungan. Ia lebih merekomendasikan bantalan mikrofiber, yang mampu mengangkat dan mengunci kotoran secara efektif tanpa meninggalkan goresan.
 
Bantalan mikrofiber bisa digunakan dengan air saja atau dipadukan dengan pembersih sesuai jenis lantai. (Nahdatul Zahra)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan