Hantaman berat terjadi di sektor pariwisata dengan penurunan wisatawan yang menyebabkan penurunan drastis tingkat hunian hotel. Rencana pemerintah menurunkan harga tiket pesawat, tidak membuat pasar merespons positif.
"Hal ini membuat pasar properti pun pasti terkena imbasnya dan dilanda kekhawatiran karena akan memberikan multiplier effect yang negatif ke sektor-sektor usaha lainnya," kata CEO Indonesia Property Watch (IPW) Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Maret 2020.
Menurut Ali, di tengah kekhawatiran para pelaku usaha terhadap perlambatan ekonomi dunia, penguatan ekonomi nasional bisa dilakukan dengan peningkatan di ekonomi lokal. Salah satunya dari sektor properti.
Bisnis properti dianggap dapat menggerakkan paling tidak 174 industri terkait sampai dengan industri segmen UMKM. Dengan demikian maka industri-industri lokal dapat bergerak untuk menopang perekonomian nasional.
"Pasar properti Indonesia saat ini masih didominasi pasar lokal. Dengan fundamental ekonomi saat ini yang relatif masih terjaga harusnya pemerintah dapat gerak cepat untuk menggenjot bisnis properti lebih tinggi untuk dapat menggerakkan sektor riil," jelasnya.
Ali menambahkan, untuk meredam kondisi global yang tidak menentu dan hanya ketergantungan dengan pihak luar, maka sebaiknya pemerintah perlu mempertimbangkan dengan serius stimulus untuk bisnis properti. "Properti bisa menjadi lokomotif untuk penyelamat ekonomi nasional," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News