"Ya, akar persoalannya ialah pelanggaran tata ruang dan tata bangunan yang menyebabkan Kota Depok mengalami banjir hebat," ujar Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Depok Citra Indah Yulianti di Balai Kota Depok.
Menurutnya, tak hanya persoalan tata ruang yang mengakibatkan banjir tetapi juga adanya perubahan iklim. Selain itu, kondisi tanah Kota Depok juga tergolong labil.
"Sesuai kondisi alam, Kota Depok memerlukan banyak kolam resapan dan sumur resapan," kata Citra.
Sementara itu, Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna mengatakan titik banjir di Kota Depok bertambah menjadi 80 titik, padahal sebelumnya 25 titik.
"Ada 55 titik banjir baru yang muncul selama banjir yang terjadi awal 2020. Dulu hanya 25 titik," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News