"Keunggulannya baik dari segi infrastruktur, basis ekonomi industri yang kuat, serta harga tanah yang relatif lebih murah dari koridor barat Jakarta," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda.
Ali menjelaskan, dilihat dari segi infrastruktur saat ini setidaknya beberapa proyek seperti jalan tol Jakarta-Cikampek Elevated Toll, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, Pelabuhan Patimban, Bandara Karawang hingga rencana MRT Tahap III Balaraja-Cikarang.
Selain itu, koridor timur juga memiliki basis ekonomi industri yang kuat melalui keberadaan berbagai kawasan industri. Bahkan Cikarang tercatat menyumbangkan 34,45 persen Penanaman Modal Asing Nasional serta volume ekspor nasional hingga 45 persen.
Selanjutnya, keunggulan lainnya yakni harga tanah yang lebih murah berkisar antara Rp5 juta sampai Rp12 juta per meter persegi dibandingkan kawasan barat yang mencapai kisaran Rp9 juta sampai Rp17 juta per meter persegi. Perbedaan harga ini terjadi karena koridor barat sudah berkembang lebih awal dibandingkan wilayah timur.
"Harga tanah yang murah, serta potensi bidang infrastruktur dan basis ekonomi industri bahkan tidak dimiliki di wilayah lain bahkan koridor Barat," jelasnya.
Selain itu, transformasi kota juga dapat mendukung mengatasi permasalahan lesunya pasar properti di Koridor Timur Jakarta. Pembangunan yang semakin lengkap seperti sekolah dan pusat perbelanjaan dapat meningkatkan daya tarik di koridor timur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News