Indonesia Property Forum (IPF) 2025 berlangsung di Grand Studio Metro TV, Jakarta, pada Kamis, 25 September 2025 (Foto:Metrotvnews.com/Patrick P)
Indonesia Property Forum (IPF) 2025 berlangsung di Grand Studio Metro TV, Jakarta, pada Kamis, 25 September 2025 (Foto:Metrotvnews.com/Patrick P)

Indonesia Property Forum 2025 Kupas Resiliensi, Inovasi, dan Arah Baru Sektor Properti Nasional

Rizkie Fauzian • 26 September 2025 12:04
Jakarta: Industri properti Indonesia kembali mendapat sorotan utama. Perkembangan industri ini pun menjadi pembahasan menarik dalam gelaran Indonesia Property Forum (IPF) 2025 yang berlangsung di Grand Studio Metro TV, Jakarta, pada Kamis, 25 September 2025.
 
Acara yang dipersembahkan oleh Agung Sedayu Group serta didukung oleh Summarecon, Bank Syariah Indonesia (BSI), dan Kencana Ahlinya Baja Ringan ini mengusung tema “Resilience and Emerging Together.” Forum ini menegaskan pentingnya daya tahan sekaligus inovasi dalam membangkitkan sektor properti pasca pandemi.

Properti jadi Motor Ekonomi Nasional

Direktur Utama Metro TV Arief Suditomo menegaskan bahwa sektor properti memiliki peran strategis dalam perekonomian.
 
"Kontribusi sektor properti terhadap pertumbuhan ekonomi sangat signifikan. Bahkan menurut data BPS 2024 lalu, sektor properti itu berkontribusi terhadap perekonomian nasional sebesar Rp520 triliun," ujar Arief.
 
Ia menambahkan, industri properti menciptakan multiplier effect yang luas, mulai dari industri bahan bangunan, manufaktur, hingga UMKM, serta menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
 
Arief menekankan bahwa Metro TV berkomitmen menjadikan IPF sebagai wadah strategis bagi seluruh pemangku kepentingan.
 
"Metro TV adalah rumah bagi para pemangku kepentingan di industri properti ini. Di sinilah kita menyerukan aspirasi yang akan kita jalin sebagai satu sinergi. Sehingga kontribusi sektor ini untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 4 tahun ke depan akan bisa terwujud. Semoga seluruh gagasan dan perjuangan kita akan menjadi sumbangsih nyata untuk bangsa yang kita cintai bersama," kata Arief.
 
Hadir sejumlah tamu penting, salah satunya Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Wilayah Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia hadir untuk memberikan sambutan. Dalam sambutannya, ia menekankan dua pilar utama pembangunan, yaitu kesejahteraan (prosperity) dan keberlanjutan (sustainability).
 
"Tanpa kesejahteraan, sulit bagi masyarakat menjaga lingkungan. Namun tanpa keberlanjutan, kita abai pada generasi mendatang," ujar Menteri AHY.
 
Baca juga: Properti Jadi Motor Pertumbuhan Ekonomi, IPF 2025 Soroti Akses Hunian dan Optimisme 2026

 Menteri AHY menyoroti backlog perumahan nasional yang masih tinggi, yakni 9,9 juta rumah tangga tanpa rumah dan 26,9 juta rumah tangga tinggal di hunian tak layak. Pemerintah menargetkan pembangunan serta perbaikan 3 juta rumah rakyat dalam lima tahun mendatang.
 
Ia menekankan bahwa pembangunan tidak hanya soal jumlah, melainkan juga keterjangkauan harga. Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS), pengembangan Transit Oriented Development (TOD), serta urban regeneration disebut sebagai langkah strategis menjawab tantangan urbanisasi dan keberlanjutan kota.
 
"Urban regeneration adalah kunci menata ulang kota padat agar lebih sehat dan produktif. TOD akan membuat kota lebih ramah transportasi publik, hemat waktu, dan berkontribusi pada penurunan emisi karbon," ucap Menteri AHY.
 
Dari sisi pembiayaan, pemerintah mendorong beragam skema, mulai dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP), Kredit Usaha Rakyat (KUR) Perumahan, hingga blended finance yang melibatkan dana publik, swasta, dan internasional.
 
Acara berlanjut pada sesi kedua, menghadirkan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait yang juga memberikan keynote speech. Ia menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku industri sekaligus memaparkan sejumlah terobosan untuk mendukung target 3 juta rumah.
 
Pemerintah, kata Maruarar, telah menyiapkan kuota 350 ribu rumah subsidi pada 2025 melalui program FLPP. Selain itu, pembebasan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) serta PBG (Persetujuan Bangunan Gedung) gratis untuk rumah subsidi juga dipastikan berjalan di berbagai daerah.
 
"Kami ingin rumah rakyat betul-betul terjangkau. Itu sebabnya pemerintah hadir melalui subsidi, pembebasan biaya, dan skema pembiayaan kreatif," ujar Maruarar.
 
Ia juga menekankan peran KUR Perumahan yang tidak hanya memberi akses bagi masyarakat berpenghasilan rendah, tetapi juga memberdayakan pengembang skala kecil dan menengah.
 
"Program ini diharapkan mampu menumbuhkan ekosistem industri properti yang lebih inklusif," tambahnya.

Diskusi Panel: Pandangan Pengembang, Bank, dan Asosiasi

 Diskusi panel menghadirkan sejumlah tokoh kunci industri properti, yaitu Adrianto P. Adhi (President Director Summarecon), Wawan Setiawan (SEVP BSI), M. Misbakhun (Ketua Komisi XI DPR RI), serta perwakilan asosiasi seperti Ketua Umum REI dan Dewan Kehormatan AREBI.
 
Adrianto menekankan pentingnya konsep TOD dalam pengembangan kota masa depan.
 
"Integrasi transportasi publik dengan kawasan hunian adalah solusi mobilitas perkotaan sekaligus memberi nilai tambah bagi masyarakat," kata Adrianto.
 
Baca juga: Kolaborasi Publik-Swasta Jadi Kunci Perumahan Lebih Terjangkau

 
Dari sisi perbankan, Wawan Setiawan menyatakan BSI siap memperluas dukungan pembiayaan.
 
"Kami telah menyalurkan ribuan unit rumah melalui FLPP dan kini memperkuat peran lewat KUR Perumahan untuk developer UMKM," ucap Wawan.
 
Selanjutnya, Ketua REI Joko Suranto menegaskan realisasi 3 juta rumah akan menciptakan lapangan kerja besar dan menggerakkan industri turunan seperti semen, baja ringan, hingga UMKM. Sementara, AREBI menyoroti peluang digitalisasi pemasaran properti sebagai tren baru yang perlu dioptimalkan.

Agung Sedayu Group: Kontribusi Lewat PIK2 dan Islamic Financial District

 Forum ini juga menampilkan paparan Agung Sedayu Group (ASG) sebagai salah satu pengembang terbesar di Indonesia. Direktur Utama ASG Nono Sampono menyampaikan bahwa proyek PIK2 tidak hanya menjadi ikon kawasan modern, tetapi juga pusat pertumbuhan ekonomi baru dengan kontribusi besar pada penyerapan tenaga kerja.
 
ASG juga memperkenalkan pengembangan Islamic Financial District yang diproyeksikan menjadi pusat keuangan syariah di Asia Tenggara. Selain itu, komitmen sosial perusahaan diwujudkan melalui program CSR di bidang pendidikan, kesehatan, dan lingkungan.
 
"Properti tidak hanya soal bangunan, tapi juga membangun ekosistem yang berkelanjutan dan memberi manfaat luas bagi masyarakat," kata Nono Sampono.
 
Indonesia Property Forum 2025 membuktikan bahwa sektor properti memiliki peran vital dalam perekonomian nasional. Melalui gagasan tentang TOD, urban regeneration, pembiayaan inklusif, hingga terobosan program rumah rakyat, forum ini diharapkan mampu memperkuat daya tahan industri sekaligus mewujudkan hunian layak bagi seluruh lapisan masyarakat.
 
Dengan kolaborasi lintas sektor, sektor properti Indonesia diharapkan mampu bangkit bersama, menghadirkan inovasi, dan berkontribusi nyata pada pembangunan berkelanjutan.
 
Indonesia Property Forum 2025 Kupas Resiliensi, Inovasi, dan Arah Baru Sektor Properti Nasional
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan