Pengamat Ekonomi Universitas Sumatera Utara (USU) Wahyu Ariyo Pratomo mengatakan Medan adalah salah satu kota yang sangat potensial dalam hal pengembangan properti karena menjadi kota terbesar di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 2,44 juta jiwa.
Hal itulah yang menjadi peluang bagi pengembang untuk memenuhi kebutuhan hunian terintegrasi khususnya di wilayah Medan. Permintaan akan hunian di kota Medan ini juga di dorong dengan semakin menurunnya kasus covid-19.
"Saat seperti ini, pemulihan ekonomi yang berjalan perlahan juga berdampak kepada sektor properti yang tumbuh perlahan," jelas Wahyu.
Pengembangan properti di Medan juga akan memberikan dampak yang positif terhadap perekonomian sekitarnya. Misalnya, dalam hal penyerapan tenaga kerja untuk pembangunan properti. Dampak secara luas juga akan terjadi pada industri sekitar yang menyuplai kebutuhan pembangunan hunian.
“Selain menciptakan tenaga kerja, sektor lain yang berhubungan dengan properti ikut berkembang seperti rumah makan, transportasi, perdagangan dan lainnya. Pekerja yang bekerja di sektor properti tidak hanya berasal dari Sumut, banyak juga dari Pulau Jawa sehingga secara tidak langsung juga memberikan kontribusi bagi daerah lain," ujar Wahyu.
Dalam mendukung pemulihan sektor properti akibat dampak dari covid-19, pemerintah sudah memberikan sejumlah insentif sebagai bentuk relaksasi sektor ini. Di antaranya pembebasan Pajak Pertambahan Nilai (PPN). Oleh karena itu, saat ini adalah waktu yang tepat dalam membeli properti.
“Di saat perekonomian yang masih belum pulih, biasanya produsen akan memberikan banyak promo agar penjualannya meningkat. Jika memang masyarakat memiliki kelebihan dana, investasi di properti jelas menguntungkan," ungkapnya.
Salah satu yang melihat potensi peningkatan kebutuhan akan properti di Medan yaitu, Podomoro City Deli Medan sebuah proyek properti kawasan superblok milik Agung Podomoro Land.
Assistant Vice President Marketing Podomoro City Deli Medan Yenti Lokat mengatakan pihaknya menyadari bahwa ada kebutuhan yang besar akan hunian vertikal bagi masyarakat khususnya masyarakat Kota Medan.
Sehingga kehadiran proyek Podomoro City Deli Medan diharapkan mampu menjadi solusi bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan hunian apartemen maupun aset investasi di bidang properti.
Hunian milik Podomoro City Medan sekaligus menjawab tantangan adanya booming properti pada 2022 seiring dengan pemberian insentif maupun relaksasi oleh pemerintah.
“Kami menyadari ada kebutuhan dan potensi yang besar akan properti khusunya di Medan ini, terlebih aktivitas ekonomi sudah mulai terlihat bergerak kembali. Ini merupakan waktu yang tepat untuk terus bergerak dan berinovasi bagi kami sebagai pengembang properti,” ujar Yenti.
Sebagai bentuk nyata dalam menjawab kebutuhan hunian di Medan, Podomoro City Deli Medan bakal mengembangkan proyek hunian baru yang dibanderol mulai dari Rp850 juta. Hunian tersebut diharapkan mampu menjadi magnet ekonomi di Medan.
“Kami akan memperkenalkan proyek terbaru dalam waktu dekat ini. Proyek baru ini sebagai solusi bagi masyarakat tidak hanya di Medan, tapi secara luas untuk masyarakat Indonesia yang ingin berinvestasi properti. Kami berharap kehadirannya akan memberikan dampak yang positif khususnya bagi perekonomian wilayah Medan,” pungkas Yenti.
Proyek ini didesain oleh DP Architecs Singapore berdiri di atas lahan seluas 5,2 hektar di pusat kota Medan. Hanya 2 menit berkendara dari Merdeka Walk (titik 0 kota Medan) serta stasiun kereta api kota Medan yang menghubungkan Kota Medan dengan Bandara Internasional Kualanamu dan kota-kota penyangga di sekitarnya.
Dalam kawasan ini terdapat tujuh tower residensial, satu tower perkantoran premium, Mal Delipark berikut Rivapark, area terbuka hijau yang dikelilingi oleh deretan resto dan café ternama serta Hotel Bintang Lima.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id