Permintaa ruang kantor masih terbatas karena adanya tren kerja hybrid. Foto: Shutterstock
Permintaa ruang kantor masih terbatas karena adanya tren kerja hybrid. Foto: Shutterstock

Tren Hybrid dan Efisiensi Biaya Warnai Pasar Perkantoran Jakarta 2025

Rizkie Fauzian • 13 Agustus 2025 15:51
Jakarta: Pasar perkantoran di Jakarta menunjukkan tanda-tanda stabil pada kuartal kedua 2025. Data riset JLL Indonesia mencatat, rata-rata tingkat hunian gedung perkantoran di kawasan pusat bisnis (CBD) maupun luar CBD bertahan di angka 71 persen.
 
Head of Research JLL Indonesia, Yunus Karim, menyebut angka ini memang masih lebih rendah dibandingkan kondisi sepuluh tahun lalu, namun setidaknya tidak merosot lebih jauh. Kestabilan ini ditopang oleh tidak adanya gedung baru yang masuk pasar pada kuartal kedua.
 
“Proyek-proyek besar baru akan selesai di 2027 dan 2028,” jelasnya dalam paparan, Rabu, 13 Agustus 2025.

Faktor yang membatasi penyerapan ruang kantor

Yunus menjelaskan meski permintaan ruang kantor tetap ada pasca-pandemi, dua faktor utama membatasi penyerapan ruang dalam skala besar. Pertama, strategi efisiensi biaya.

“Cost saving strategy masih menjadi aktor utama jika memang para occupier dalam mencari ruang perkantoran,” ujar Yunus.
 
Baca juga: Tren Pasar Perkantoran Jakarta 2025: Kawasan CBD Premium Tetap Diminati

Faktor kedua adalah tren kerja hybrid yang semakin diadopsi. Model ini memungkinkan karyawan bekerja dari rumah atau lokasi lain di luar kantor.
 
Hybrid working, work from anywhere, menjadi suatu pertimbangan dari perubahan strategi,” ungkap dia.
 
Kondisi ini membuat banyak perusahaan mengoptimalkan tata letak kantor dan memilih ruang yang lebih kecil dibandingkan sebelum pandemi.
 
Di tengah keterbatasan tersebut, pasar tetap mencatat tren flight to quality (perpindahan penyewa ke gedung-gedung yang lebih baru dan berkualitas). Gedung dengan tingkat hunian tinggi, terutama yang premium, mulai memiliki daya tawar untuk menaikkan harga sewa.
 
Gedung-gedung perkantoran di Jakarta yang memang sudah bisa memiliki tingkat hunian di atas rata-rata punya bargaining power untuk menaikkan harga meskipun masih secara terbatas,” kata Yunus.
 
Efeknya, harga sewa gedung Grade A di CBD naik tipis 0,5 persen secara kuartalan (quarter-on-quarter) pada pertengahan 2025. Kenaikan ini menjadi sinyal awal bahwa pasar mulai pulih, meski pemulihan penuh kemungkinan baru terlihat dalam beberapa tahun mendatang.
 
Dengan pasokan baru yang minim dan preferensi penyewa yang makin selektif, pelaku pasar diharapkan mampu menjaga keseimbangan antara harga dan kualitas, agar stabilitas ini bisa berlanjut. (Sultan Rafly Dharmawan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan