Rumah Adat Atakkae di Sulsel bakal diperbaiki. Foto: Kementerian PUPR
Rumah Adat Atakkae di Sulsel bakal diperbaiki. Foto: Kementerian PUPR

Penataan Kawasan Wisata Rumah Adat Atakkae di Sulsel Habiskan Rp5,8 Miliar

Rizkie Fauzian • 19 Juni 2023 20:10
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mulai mengerjakan penataan kawasan wisata Rumah Adat Atakkae di Kecamatan Tempe Kabupaten Wajo, Provinsi Sulawesi Selatan. Penataan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi salah satu rumah yang paling besar di kawasan ini.
 
Rumah Adat Atakkae paling besar dikenal dengan nama Sao Raja La Tenri Bali. Rumah yang selesai dibangun pada 1995 ini menjadi salah satu ikon pariwisata kebesaran Kerajaan Wajo. 
 
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan penataan kawasan tersebut diharapkan mampu menghadirkan para wisatawan untuk datang ke Kabupaten Wajo, sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
"Penataan kawasan wisata juga untuk memberikan pelayanan yang baik bagi para pengunjung yang datang," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 19 Juni 2023.
 
Pekerjaan konstruksi penataan kawasan wisata sudah mulai dilaksanakan Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Sulawesi Selatan, Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR dengan anggaran APBN 2023 senilai Rp5,8 miliar.
 
Baca juga: Desa Terindah Nagari Tuo Pariangan dan Lapangan Cindua Mato Dipercantik Rp15 Miliar

Adapun lingkup pekerjaan di antaranya meliputi revitalisasi bangunan rumah adat, pembangunan fasilitas penunjang, dan penataan lanskap.
 
Kawasan Rumah Adat Atakkae memiliki luas lahan 1,107 hektare dengan total luas bangunan 1,616 meter persegi terdiri dari beberapa rumah-rumah adat tradisional yang berasal dari berbagai kecamatan di Kabupaten Wajo.

Apa itu Atakkae?

Atakkae sendiri adalah sebutan untuk rumah adat yang ada di Sengkang. Rumah adat ini memiliki desain rumah panggung seperti umumnya rumah adat Suku Bugis.
 
Di antara semua rumah-rumah adat di kawasan tersebut, terdapat rumah yang paling besar yang merupakan rumah adat utama bertuliskan "Saoraja La Tenri Bali" yang artinya Istana Raja, memiliki jumlah tiang penyangga sebanyak 101 tiang berbentuk bulat yang menjadi salah satu keunikan dari rumah adat ini.
 
La Tenri Bali adalah seorang raja atau oleh orang Sengkang dipanggil Arung Matoa yang pernah berkuasa di Kerajaan Wajo. 
 
Kawasan Wisata Rumah Adat Atakkae berjarak sekitar 190 km dari pusat Kota Makassar yang merupakan Ibu Kota Provinsi Sulawesi Selatan dengan waktu tempuh 5 jam menggunakan kendaraan roda empat.
 
Diharapkan dengan penataan ini dapat menjadi tambahan daya tarik bagi para wisatawan karena berlokasi tepat di tepian Danau Lampulung, serta meningkatkan kualitas destinasi, prasarana dan sarana wisata, sehingga lebih nyaman, yang akhirnya akan berdampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya di Kabupaten Wajo. 
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news medcom.id.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id

(KIE)




LEAVE A COMMENT
LOADING
social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan

Dapatkan berita terbaru dari kami Ikuti langkah ini untuk mendapatkan notifikasi

unblock notif