"Pemulihan terhadap sektor mal kemungkinan akan terjadi pada 2021, sedangkan PSBB yang diberlakukan sejak pertengahan September akan memberikan dampak yang besar," kata Senior Associate Director Research Colliers International Indonesia Ferry Salanto, Jumat, 9 Oktober 2020.
Menurut Ferry dampak PSBB kedua ini lebih besar dari yang sebelumnya. Saat PSBB pertama, para retailer masih dibekali pendapatan dari kinerja sebelumnya atau saat normal.
"Sedangkan kinerja pada PSBB jilid 2 kali ini bakal lebih berat dikarenakan dimulai dari PSBB transisi, yang tentunya kinerja pendapatan sudah mulai menurun," jelasnya.
Dengan terus melemahnya pendapatan termasuk pembatasan jumlah pengunjung, lanjutnya, peritel dituntut melakukan efisiensi biaya operasional yang berimbas kepada tutupnya beberapa toko ritel besar.
"Jumlah pengunjung dan penjualan diperkirakan sulit untuk menyamai rata-rata angka di masa normal terdahulu. Kondisi ini secara tidak langsung akan menyaring jumlah penyewa. Imbas jangka pendeknya, rata-rata tingkat hunian semakin tergerus karena perlu waktu lama agar jumlah retailer kembali dapat terisi sesuai ekspektasi," paparnya.
Ferry menambahkan jika pemulihan kinerja pusat perbelanjaan wilayah DKI Jakarta diperkirakan baru akan terjadi pada 2021. Dia meyakini jika rata-rata tingkat hunian diperkirakan membaik pada 2021.
"Hal ini karena selain pasok yang relatif lebih sedikit, komitmen penyewa mal-mal pada 2020 dan 2021 diperkirakan mulai beroperasi dan dapat mengangkat rata-rata tingkat hunian pada 2021," ungkapnya.
Ia juga mengemukakan bahwa proses pemulihan akan memakan waktu lebih lama dikarenakan ikut berdampak pada kondisi ekonomi terutama terhadap daya beli masyarakat akibat banyaknya PHK dan pemotongan gaji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News