Ilustrasi bedah rumah. Foto: Kementerian PUPR
Ilustrasi bedah rumah. Foto: Kementerian PUPR

Pemprov Kaltim Perbaiki 25 Ribu Rumah Tak Layak Huni Tahun Ini

Antara • 10 April 2023 21:17
Samarinda: Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur telah menyelesaikan 77,82 persen dari target pembangunan rumah layak huni. Tahun ini ada 25 ribu rumah tak layak huni yang rencananya bakal diperbaiki.
 
Assisten Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setdaprov Kaltim, Ujang Rachmad mengatakan terhitung sejak 2019 hingga 2022 telah dilakukan rehabilitasi sebanyak 19.151 unit rumah, di antaranya172 rumah susun (rusun) dan pembangunan 131 rumah layak huni.
 
"Jadi hingga 2022 program rumah layak huni yang dicanangkan pemerintah Provinsi Kaltim sudah menyentuh angka 19,3 ribu unit rumah," jelasnya di Samarinda, Senin, 11 April 2023.

Ujang menjelaskan indikator pembangunan rumah layak huni meliputi rehabilitasi rumah tidak layak huni dan pembangunan rumah layak huni melalui dana APBD, APBN, dan swasta.
 
"Swasta dalam pengertian melibatkan partisipasi perusahaan yang beroperasi di Kalimantan Timur melalui dana Corporate Social Responsibility (CSR)," kata Ujang.
 
Baca juga: Penerima Bantuan Bedah Rumah di Kabupaten Sigi Dapat Rp20 Juta

Menurutnya, sasaran pembangunan  rumah layak huni diperuntukkan bagi masyarakat yang membutuhkan dan terdaftar sebagai kelompok keluarga pra sejahtera.
 
Ia menegaskan saat ini pemerintah provinsi berkomitmen menyelesaikan target pembangunan RLH pada 2023. 
 
"Kita kejar lagi 2023. Apalagi komitmen perusahaan juga mendukung. Rp16,9 miliar sudah terkumpul. Total uang CSR sebanyak 18,9 miliar," ujar Ujang.
 
Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (DPUPR-PERA) Kaltim, Aji Muhammad Fitra Firnanda menargetkan program RLH akan selesai pada 2023 ini. Tiap tahunnya, kurang lebih 5 ribu RLH dibangun.
 
"Kami optimistis bisa kejar target 25 ribu RLH untuk keluarga pra sejahtera di Kaltim. Target sampai akhir 2023, 25 ribu itu Insha Allah tuntas," ujar Aji Fitra Firnanda.
 
Pihaknya mengakui, kendala yang cukup menghalangi adalah bahan material. Ada beberapa material, khususnya kayu agak sulit untuk dicari.
 
"Kami terkendala material, sulit mencari material kayu yang dibutuhkan," jelasnya.
 
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan