Senior Associate Director Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan bahwa tahun lalu sebetulnya merupakan periode yang cukup baik untuk pasar properti, terutama untuk sektor residensial.
Insentif yang menarik dinilai menguntungkan dalam membangkitkan semangat pembelian properti di tengah kondisi yang tidak stabil. Kenaikan PPN menjadi 11 persen akan mempengaruhi berbagai aspek pada pasar, terutama terhadap daya beli masyarakat.
"Di tengah kondisi ekonomi yang lamban dan masih dalam proses untuk pulih, daya beli masyarakat belum sepenuhnya kembali," jelasnya dalam keterangan, Selasa, 31 Mei 2022.
Menurutnya, kenaikan PPN ditambah dengan beberapa kenaikan lainnya, seperti tarif dasar listrik dan BBM secara bersamaan dalam periode waktu yang cukup singkat, jelas berdampak pada dunia usaha dan konsumsi masyarakat pada umumnya.
"Kenaikan PPN akan menjadi tantangan ekstra bagi sektor properti. Terdapat korelasi kuat antara pertumbuhan Produk domestik bruto PDB dan penyerapan properti," ungkapnya.
Keputusan untuk membeli atau berinvestasi pada properti kemungkinan akan tertunda dalam waktu dekat karena melemahnya daya beli dan lesunya momentum investasi di kalangan investor properti.
"Bagi pembeli tipe investor, ekspektasi atas potensi imbal hasil properti merupakan pertimbangan utama saat membeli properti," ujarnya.
Selain faktor kenaikan PPN, terdapat juga faktor eksternal lain yang dapat menjadi tantangan bagi pertumbuhan sektor properti, salah satunya adalah inflasi yang melonjak.
Jika inflasi naik, kemungkinan besar suku bunga juga akan menyesuaikan, sehingga akan menambah tekanan pada industri properti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id