Harga rumah seken di Yogyakarta naik tertinggi. Foto: Shutterstock
Harga rumah seken di Yogyakarta naik tertinggi. Foto: Shutterstock

Yogyakarta Pimpin Kenaikan Harga Rumah Seken

Rizkie Fauzian • 23 Januari 2025 17:38
Jakarta: Yogyakarta mencatatkan tren menarik dalam pergerakan harga rumah seken. Secara bulanan, pertumbuhan harga di kota ini tumbuh sebesar 0,6 persen, dan secara tahunan melonjak hingga 9,7 persen dibandingkan 2023.
 
Head of Research Rumah123 Marisa Jaya mengatakan jika dibandingkan dengan 2022, pertumbuhannya di 2024 sekitar 2,6 persen. Tren ini menggambarkan pemulihan setelah sempat mengalami penurunan signifikan di akhir 2023.
 
"Sejak awal 2024, indeks harga rumah seken di Yogyakarta bangkit, mengembalikan stabilitas harga ke level positif dalam beberapa bulan di penghujung tahun," jelas dia dalam laporan, Kamis, 23 Januari 2025.

Sementara di kawasan lain, seperti Jabodetabek mengalami dinamika yang beragam dalam pergerakan harga rumah seken. Secara bulanan, seluruh kota di Jabodetabek mencatatkan penurunan harga.
 
"Namun, secara tahunan hingga Desember 2024, terlihat kenaikan harga dengan Bogor memimpin, sebesar 3,3 persen diikuti Tangerang yang tumbuh 2,1 persen, dan Depok 1,9 persen," jelas dia.
 
Di Pulau Jawa, hanya Yogyakarta yang mengalami kenaikan harga secara bulanan dengan kenaikan tipis sebesar 0,6 persen. Sementara, secara tahunan dibandingkan Desember 2023, kota-kota besar selain Yogyakarta, juga mencatatkan kenaikan harga, seperti Semarang 3,6 persen, Surakarta 2,1 persen, dan Bandung 0,4 persen.
 
Baca juga: 6 Kota dengan Kenaikan Harga Rumah Seken Tertinggi

Di luar Pulau Jawa, Medan dan Denpasar mencatatkan kenaikan harga bulanan masing-masing sebesar 0,1 persen dan 0,4 persen. Untuk pertumbuhan tahunan di akhir 2024, Medan mencatatkan kenaikan 2,2 persen, Denpasar di 9,5 persen, dan Makassar menunjukkan kenaikan tipis sebesar 0,3 persen.
 
Dari segi pertumbuhan selisih Indeks Harga Rumah Seken tahunan yang melampaui laju inflasi, per Desember 2024, Yogyakarta berada di puncak dengan pertumbuhan selisih sebesar 8 persen. Denpasar menyusul dengan 6,8 persen, diikuti Semarang 1,9 persen, Bogor 1,5 persen, Medan 1 persen, Surakarta 0,6 persen, dan Tangerang 0,3 persen.
 
Sebaliknya, beberapa kota menunjukkan perlambatan pertumbuhan Indeks Harga Rumah Seken tahunan di bawah inflasi. Surabaya dan Bekasi mencatat perlambatan masing-masing sebesar (-1,9 persen), diikuti Jakarta (-1,8 persen), Bandung (-1,2 persen), dan Makassar (-0,9 persen). 
 
“Penurunan ini mengindikasikan adanya pelemahan minat permintaan di penghujung tahun, sebuah pola yang bisa terjadi dalam siklus pasar properti seiring orientasi masyarakat yang berfokus pada liburan dan peringatan momen Natal dan Tahun Baru.
 
Pergantian tahun kerap menjadi momentum bagi pasar properti untuk kembali tumbuh, dengan prospek transaksi yang lebih aktif mulai periode Kuartal I sampai Kuartal III tahun 2025.
 
"Bagi pelaku pasar, dinamika ini diharapkan menjadi pengingat pentingnya strategi yang adaptif untuk tetap relevan dalam menghadapi perubahan tren kebutuhan properti di kalangan masyarakat,” kata Marisa
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan