Tingkat okupansi retail tahun ini capai 73 persen. Foto: Shutterstock
Tingkat okupansi retail tahun ini capai 73 persen. Foto: Shutterstock

Pasokan Ritel di Jakarta Bakal Meningkat hingga Akhir 2025

Medcom • 25 Juli 2024 20:38
Jakarta: Konsultan properti Cushman & Wakefield Indonesia menyatakan pasokan ritel di Jakarta akan meningkat hingga akhir 2025. Peningkatan ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tetapi juga daerah sekitarnya seperti Tangerang, Bekasi, dan Bogor. 
 
Dalam laporannya mengenai tren pasar properti selama kuartal II-2024, tercatat adanya penambahan pasok baru, yakni Gafoy Kelapa Gading seluas 8.500 meter persegi pada kuartal pertama.
 
Kemudian, disusul dengan adanya beberapa proyek ritel yang diharapkan dapat memasuki pasar ritel setelah pertengahan tahun 2024, yaitu Lippo Mall East Side, Agora Lifestyle Center, dan Mall Menara Jakarta. 

Adapun proyek ritel mendatang yang dikabarkan akan rampung di 2024 dengan luas sekitar 21.000 meter persegi, yaitu Cornerstone - Antasari Place dan Annajon (The Sima Retail). Dengan itu, total pasokan ritel di Jakarta yang semula 4,7 juta meter persegi diprediksikan menjadi sekitar 4,8 juta meter persegi hingga 2025. 
 
Direktur Strategic Consulting Cushman & Wakefield Indonesia Arief Rahardjo menjelaskan dalam tingkat okupansi retail tahun ini cukup tinggi di angka 73 persen. Selain itu, ia juga menjelaskan adanya tren menarik dari perkembangan retail di Jakarta yang cenderung beralih ke konsep mix-use development atau pengembangan campuran. 
 
“Kebanyakan dari pasokan yang akan masuk di Jakarta itu merupakan bagian dari mix-use development dan merupakan sporting retail,” kata Arief, Kamis, 25 Juli 2024. 
 
Baca juga: Dibuka 2025, Jakarta Premium Outlets Dibangun dengan Investasi Rp1,6 Triliun

Meski konsep pusat perbelanjaan tradisional itu masih relevan, Arief menjelaskan adanya tren baru pergeseran perkembangan retail kini lebih spesialis dan berfokus pada komunitas yang berada di Jakarta dan sekitarnya. 
 
“Jadi meningkatnya minat dari mix-use development yang menjadi integrasi antara ruang hunian, komersial, dan rekreasi itu memang sangat terlihat perkembangannya saat ini. Mungkin beberapa waktu yang lalu hanya konsep saja, tetapi kita bisa lihat perkembangannya saat ini proyek mix-use semakin diminati,” jelas dia. 
 
Pergeseran minat masyarakat tersebut pun menjadi cerminan soal perubahan dalam perilaku dan preferensi gaya hidup mereka. Arief juga mengatakan bagaimana populasi dan kebutuhannya menjadi kunci utama keberhasilan dalam pengembangan pusat retail.
 
Dengan tempat yang menyediakan kebutuhan populasi dan mengadakan event yang menarik, traffic akan tetap stabil dan terjaga secara efektif. 
 
“Fokus sekarang lebih beralih ke penyewaan mini-major yang menjadi destinasi, salah satu contohnya gym atau brand entertainment yang merupakan crowd puller atau penarik kerumunan,” kata Arief.  (Keizya Ham)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan