Menurut Direktur Keuangan dan Operasional Bonai Subiakto, program pembiayaan homestay merupakan sinergi SMF dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) dalam rangka mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) di sektor pariwisata karena pandemi.
"Sinergi antara Perseroan dan Kemenparekraf dimulai sejak 2019 untuk menyalurkan pembiayaan dana bergulir kepada masyarakat pemilik homestay melalui lembaga penyalur untuk membangun atau merenovasi homestay agar menarik wisatawan," katanya dalam paparan dikutip Minggu, 6 November 2022.
Baca juga: Ingin Berwisata ke Bromo-Tengger-Semeru?Ada Homestay Mulai dari Rp200 Ribu |
Menurutnya, Perseroan terus melakukan adaptasi atas kondisi pandemi yang memukul kegiatan pariwisata dan kegiatan travelling masyarakat untuk menyongsong kebangkitannya di kemudian hari.
"Tahun ini ada lima lokasi baru penyaluran pembiayaan untuk homestay yakni Wringin Putih (Banyuwangi) 2 debitur, Tetebatu (Lombok Timur) 5 debitur, Paputungan (MInahasa Utara) 10 debitur, Palaes (MInahasa Utara) 10 debitur, dan Pahawang (Pesawaran) 10 debitur," jelasnya.
Adapun lokasi homestay dan jumlah debitur yang dibiayai SMF yakni.
- Nglanggeran, Gunungkidul dengan jumlah 24 debitur
- Sangiran, Boyolali dengan jumlah 20 debitur
- Kuta, Lombok Tengah dengan jumlah 19 debitur
- Pagerharjo, Kulonprogo dengan jumlah 5 debitur
- Kemuning, Karanganyar dengan jumlah 15 debitur
- Mertak, Lombok Tengah dengan jumlah 5 debitur
- Sarongan, Banyuwangi dengan jumlah 1 debitur
- Tamansari, Banyuwangi dengan jumlah 14 debitur
- Sukajaya, Sumedang dengan jumlah 2 debitur
- Bangsring, Banyuwangi dengan jumlah 4 debitur
- Sembalun, Lombok Timur dengan jumlah 6 debitur
- Wringin Putih (Banyuwangi) dengan jumlah 2 debitur
- Tetebatu (Lombok Timur) dengan jumlah 5 debitur
- Paputungan (MInahasa Utara) dengan jumlah 10 debitur
- Palaes (Minahasa Utara) dengan jumlah 10 debitur
- Pahawang (Pesawaran) dengan jumlah 10 debitur
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News