Visi itulah yang diwujudkan PT Polymindo Permata melalui rangkaian produk ornamen bangunan berlabel Viro Build. Ada lantai 'kayu', dinding ayaman 'bambu', furniture 'rotan' hingga atap 'rumbia' yang semuanya dari bahan sintesis yang dapat didaur ulang menjadi produk baru.
"Walau sintetis tapi tekturnya sama seperti yang alami. Kelebihannya masa pakainya lebih panjang, tidak mudah terbakar dan tidak beracun," papar Executive Vice President PT Polymindo Permata Johan Young dalam IndoBuildtech di ICE, BSD. Tangerang Selatan.
Viro yang berasal dari kata environment menggunakan bahan baku eco-faux, yakni inovasi bahan atau serat yang berasal dari bahan non-natural high-density polyethylene (HDPE) atau plastik. Ada pula yang merupakan kombinasi antara bahan natural dengan non-natural.
Konsep produknya adalah archineering. Sebuah konsep arsitektur yang menekankan kelenturan dan kekuatan bahan, sehingga produk tersebut dengan mudah dibentuk dan dianyam sesuai dengan desain atau pola yang diinginkan.
"Ada anyaman yang terinpirasi budaya Dayak dan Badui. Berdasar materialnya, ada yang khusus outdoor yang tahan segala cuaca," papar Johan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id