Rumah di Indonesia. Freepik.
Rumah di Indonesia. Freepik.

Harga Rumah di Indonesia Masuk Top 4 Termahal Dunia

Arif Wicaksono • 14 Oktober 2025 18:48
Jakarta: Kepemilikan rumah di Indonesia kian sulit dijangkau. Sebuah laporan dari BestBrokers.com menempatkan Indonesia di peringkat keempat negara dengan harga properti paling tidak terjangkau di dunia pada 2024.
 
Baca juga: â€‹Presiden Prabowo Resmikan Akad Massal 26 Ribu KPR FLPP

Laporan tersebut mengukur perbandingan antara harga rumah per meter persegi dan pendapatan rata-rata masyarakat. Hasilnya, Indonesia mencatat rasio sebesar 48,35%, menandakan hampir setengah penghasilan rata-rata warga terserap untuk biaya perumahan. Angka ini menjadi sinyal bahwa kemampuan masyarakat untuk membeli rumah pribadi masih sangat rendah.
 
Posisi Indonesia berada di bawah Turki (81,45%), Nepal (59,04%), dan India (49,86%). Menariknya, angka tersebut bahkan melampaui beberapa negara maju dan kota dengan biaya hidup tinggi seperti Singapura dan Sydney. Fakta ini memperlihatkan bahwa keterjangkauan harga rumah tidak selalu sejalan dengan tingkat kemajuan ekonomi suatu negara.
 
Kondisi tersebut juga memperlebar kesenjangan antara pertumbuhan harga properti dan kenaikan upah. Generasi muda seperti Gen Z dan milenial menjadi kelompok yang paling terdampak.

Meski mereka cenderung memandang rumah sebagai bentuk investasi atau cara “menyimpan uang”, realitas pasar menunjukkan harga hunian meningkat jauh lebih cepat dibanding kemampuan daya beli mereka. Sementara itu, backlog perumahan nasional masih berada di angka 9,9 juta unit, menunjukkan masih banyak masyarakat yang belum memiliki tempat tinggal layak.

Upaya Pemerintah Menekan Ketimpangan 

Sebagai respons, pemerintah meluncurkan sejumlah program untuk menekan ketimpangan tersebut. Program pembangunan dan perbaikan tiga juta rumah tengah digencarkan dengan harapan dapat membuka lapangan kerja serta menstimulasi pertumbuhan ekonomi sektor riil. Selain itu, pemerintah juga memperluas akses pembiayaan melalui BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya) dan KUR Perumahan, dengan plafon hingga Rp500 juta yang menyasar pekerja informal.
 
Dukungan juga datang dari sektor keuangan melalui program subsidi FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) yang terus diperpanjang untuk membantu masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah dengan cicilan lebih ringan. Namun, tantangan besar tetap ada pada ketersediaan lahan dan regulasi tata ruang. Pemerintah daerah diharapkan dapat memperkuat kebijakan zonasi dan memperluas area hunian terjangkau dalam rencana pembangunan jangka panjang.
 
(Sultan Rafly Dharmawan)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(SAW)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan