Vice President Non-Subsidized Mortgage and Consumer Lending Division BTN Suryanti Agustinar mengatakan pihaknya telah menandatangani kerjasama dengan Kementerian PUPR pada akhir 2020.
"Kuota BTN dikasih yang paling tinggi dari Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) karena memang kita konsisten dalam penyalurannya," ujar dalam diskusi daring, Senin, 11 Januari 2021.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Menurut dia, BTN berencana akan menghabiskan kuota FLPP rumah subsidi tersebut secepat mungkin.
"Kita ingin kuota habis, mungkin pada empat atau enam bulan pertama tahun ini, kita ingin habiskan sehingga kita dapat mengajukan kuota tambahan lagi untuk rumah subsidi," jelasnya.
Untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sendiri syaratnya mudah, pertama memang masyarakat yang belum memiliki rumah sama sekali. Kemudian ada maksimal gaji sebagai syarat masyarakat untuk mendapatkan rumah subsidi.
Pemerintah menginginkan kuota rumah subsidi untuk masyarakat berpenghasilan rendah yang betul-betul memenuhi syarat.
"Kita memang malah ingin menghabiskan kuota rumah subsidi ini secepatnya, karena kita ingin juga bagaimana masyarakat berpenghasilan rendah bisa memiliki rumah secepatnya," kata Suryanti.
Sebelumnya, Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaan Perumahan (PPDPP) telah melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan 30 bank pelaksana/penyalur dana bantuan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP).
Adapun 30 Bank Pelaksana tersebut terdiri dari sembilan bank nasional dan 21 Bank Pembangunan Daerah, baik konvensional maupun syariah.
(KIE)