Ilustrasi jendela dalam kamar. Foto: Freepik
Ilustrasi jendela dalam kamar. Foto: Freepik

Jendela Kos Minim Ventilasi, Ancaman Kesehatan Mengintai

Rizkie Fauzian • 25 September 2025 12:38
Jakarta: Bagi sebagian penghuni kos, keberadaan jendela sering dianggap sekadar formalitas,  tapi jarang difungsikan secara maksimal. Tidak sedikit kamar kos, terutama di perkotaan yang memiliki jendela menghadap ke dalam ruangan lain atau bahkan hanya menatap dinding bangunan sebelah.
 
Meski sekilas terlihat sepele, ternyata posisi jendela seperti ini bisa menimbulkan sejumlah masalah, baik dari sisi kesehatan maupun kenyamanan penghuni. Di bawah ini dijelaskan bahaya yang bisa ditimbulkan dari jendela yang menghadap ke dalam ruangan.

Bahaya jendela kosan menghadap ke dalam ruangan

Jendela Kos Minim Ventilasi, Ancaman Kesehatan Mengintai
Ilustrasi jendela dalam kamar. Foto: Freepik

1. Sirkulasi udara yang buruk

Jendela idealnya menjadi pintu masuk dan keluar udara segar. Namun, ketika jendela menghadap ke ruangan tertutup atau dinding sempit, pertukaran udara nyaris tidak terjadi.
 
Baca juga: Inspirasi Warna Cat Kamar Kos Estetik, Cocok Buat Anak Muda Zaman Now

Akibatnya, kamar mudah menjadi pengap dan terasa lembap. Kondisi ini dapat memicu tumbuhnya jamur, bau tak sedap, hingga membuat penghuni lebih rentan terhadap gangguan pernapasan.

2. Kurangnya paparan cahaya alami

Paparan sinar matahari sangat penting untuk menjaga kelembapan ruangan sekaligus mendukung kesehatan tubuh.
 
Jendela yang hanya menghadap tembok tinggi atau lorong gelap membuat cahaya matahari sulit masuk. Akibatnya, kamar cenderung gelap, penghuni harus lebih sering menyalakan lampu, dan dalam jangka panjang bisa mengganggu ritme biologis tubuh.

3. Risiko privasi terganggu

Kos-kosan dengan jendela menghadap ke ruangan dalam, seperti koridor atau ruang bersama, juga membawa risiko privasi.

Penghuni bisa merasa tidak nyaman karena aktivitas di dalam kamar berpotensi terlihat atau terdengar orang lain. Kondisi ini bisa menurunkan kualitas istirahat maupun produktivitas.

4. Peningkatan konsumsi energi

Tanpa cahaya alami dan ventilasi yang baik, penghuni cenderung lebih sering menyalakan lampu, kipas angin, atau pendingin ruangan. Selain menambah biaya listrik bulanan, kebiasaan ini juga berdampak pada lingkungan karena meningkatnya penggunaan energi.

5. Dampak Psikologis

Lingkungan kamar yang pengap, gelap, dan kurang privasi bisa memengaruhi kesehatan mental penghuni. Studi menunjukkan bahwa ruang tinggal yang minim cahaya alami dapat menurunkan mood, meningkatkan rasa stres, hingga berkontribusi pada gejala depresi ringan.

Tips mengatasi keterbatasan jendela kos

Meski kondisi arsitektur kos tidak selalu bisa diubah, penghuni masih bisa melakukan beberapa langkah sederhana untuk meminimalkan dampak negatif, seperti:
  1. Menggunakan exhaust fan untuk membantu sirkulasi udara.
  2. Menambahkan tanaman indoor yang mampu menyerap polutan dan meningkatkan kualitas udara.
  3. Memakai lampu LED dengan cahaya hangat agar suasana kamar lebih nyaman.
  4. Memasang tirai tipis untuk menjaga privasi tanpa menghalangi sedikit cahaya yang masuk.
  5. Membuka pintu kamar sesekali di waktu tertentu untuk membantu pertukaran udara.
Jendela yang menghadap ke dalam ruangan memang menjadi konsekuensi dari keterbatasan lahan di area padat penduduk, terutama di kota besar. Namun, penting bagi penghuni kos untuk memahami potensi risikonya. Dengan sedikit penyesuaian dan strategi, kamar kos tetap bisa menjadi tempat tinggal yang sehat, nyaman, dan mendukung aktivitas sehari-hari.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan