Desain interior rumah yang mulai ditinggalkan. Foto: Freepik
Desain interior rumah yang mulai ditinggalkan. Foto: Freepik

Tren Hunian yang Pelan-Pelan Usang Tapi Masih Diminati Publik

Rizkie Fauzian • 18 November 2025 17:21
Jakarta: Dunia desain interior bergerak dalam siklus yang terus berulang. Apa yang dulu dianggap ketinggalan zaman bisa kembali menjadi tren, sementara gaya dekorasi yang baru saja ramai di media sosial dapat dengan cepat kehilangan pesonanya.
 
Banyaknya referensi desain di platform digital seringkali membuat masyarakat bingung menentukan mana yang benar-benar timeless dan mana yang hanya sekadar viral.
 
Di tengah derasnya arus visual dan inspirasi dekorasi, para ahli interior mengingatkan bahwa tidak semua tren layak diikuti, terutama bila tujuannya adalah menciptakan ruang yang nyaman dalam jangka panjang.

Dekorasi rumah yang hits, tapi cepat ketinggalan zaman

Tren Hunian yang Pelan-Pelan Usang Tapi Masih Diminati Publik
Desain interior rumah yang mulai ditinggalkan. Foto: Freepik

1. Gaya yang terlalu khusus: cepat viral, cepat usang

Pakar dekorasi Jenny Jing Zhu menjelaskan bahwa terlalu terpaku pada estetika yang sangat spesifik dapat menimbulkan penyesalan di masa depan. Menurutnya, gaya niche seperti dark academia, mob wife glam, atau cottagecore memang menarik perhatian, tetapi tidak selalu relevan dalam jangka panjang.

Zhu menilai media sosial mendorong tren berbasis identitas visual, namun tidak selalu praktis diterapkan pada rumah yang kebutuhan penghuninya dapat berubah.
“Desain seharusnya tumbuh bersama Anda,” ujar dia.

2. Fenomena furnitur tren cepat

Seperti halnya dunia fesyen, dekorasi rumah kini juga mengenal tren cepat. Barang-barang rumah berdesain menarik dan harganya terjangkau sering menggoda, namun kualitasnya tak selalu sebanding.
 
Zhu menyarankan pemilihan produk yang nyaman, tahan lama, dan fungsional, bukan sekadar mengikuti estetika viral. Furnitur murah yang ikut tren cenderung cepat rusak atau kehilangan bentuk, mulai dari sprei hingga gorden.

3. Netral berlebihan mulai ditinjau ulang

Selama bertahun-tahun, warna abu-abu dingin mendominasi interior modern. Namun kini tren mulai bergeser ke palet yang lebih hangat, natural, dan berkarakter, seperti krem, taupe, dan earthy tone.
 
Desainer Danielle DeBoe Harper memprediksi munculnya warna-warna tegas seperti cokelat, hitam, dan abu arang yang memberikan kedalaman. Ia menekankan bahwa warna bukan sekadar tren, tetapi media ekspresi personal.

4. Pemblokiran warna dan pola berlebihan

Harper juga menilai bahwa pemblokiran warna mencolok, terutama pada elemen besar seperti kabinet, mulai ditinggalkan karena cepat terlihat usang. Ia menyarankan pendekatan palet warna senada dan kohesif untuk kesan yang lebih elegan dan tahan waktu.
 
Senada dengan itu, Zhu mengingatkan bahwa pola bertema berlebihan membuat ruang kehilangan fleksibilitas. Meskipun imajinatif, desain fantasi seperti motif bintang, jamur, atau glitter sulit beradaptasi dalam jangka panjang.

5. Material palsu mulai ditinggalkan

Desainer interior Meredith McKenzie menyarankan penggunaan material alami seperti kayu solid, batu alam, dan marmer asli. Menurutnya, material autentik tidak hanya menua dengan indah, tetapi juga memperkuat nilai investasi.
 
“Lapisan akhir ini menua dengan anggun dan mempertahankan nilainya,” jelas dia.

6. Dinding aksen berisik tidak lagi mendominasi

McKenzie menilai tren dinding aksen berkontras tinggi mulai ditinggalkan. Kini desainer lebih memilih pendekatan yang menyatu, misalnya memasang wallpaper di seluruh ruangan atau menggabungkan warna harmonis pada lis, pintu, dan langit-langit.
 
Para ahli sepakat bahwa desain terbaik bukanlah yang paling viral, tetapi yang dapat menyesuaikan perubahan hidup penghuninya. Rumah ideal bukan hanya terlihat indah, namun juga hangat, relevan, dan berkelanjutan secara fungsi. (Nahdatul Zahra)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan