Aktifitas pembangunan proyek Tol Pekanbaru-Dumai seksi 2 di Siak, Riau, Rabu (19/9/2018). Bagian dari trans Sumatera Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,4 kilometer ini tidak termasuk dihentikan sementara sebagai upaya menekan dampak pelemahan rupiah. Antara F
Aktifitas pembangunan proyek Tol Pekanbaru-Dumai seksi 2 di Siak, Riau, Rabu (19/9/2018). Bagian dari trans Sumatera Pekanbaru-Dumai sepanjang 131,4 kilometer ini tidak termasuk dihentikan sementara sebagai upaya menekan dampak pelemahan rupiah. Antara F

Simalakama Depresiasi Rupiah Bagi Pengembang

Rizkie Fauzian • 05 Oktober 2018 16:36
Jakarta: Depresiasi rupiah yang tengah terjadi di Indonesia juga  mempengaruhi sektor properti. Pelemahan rupiah memberi imbas pada kenaikan biaya material dan konstruksi, tapi menaikkan harga jual kepada konsumen bukan masalah mudah.
 
"Kita catat ada kenaikan dari besi dan baja, on average kenaikannya mencapai 3-8 persen. Jadi kalau naiknya 8 persen, ada yang naik sedikit dan ada yang banyak," kata Associate Director Investment Service Colliers International Indonesia, Aldi Garibaldi di World Trade Center Jakarta, Rabu (3/10/2018).
 
Kenaikan tersebut ibarat buah simalakama bagi pengembang yang terpaksa menurunkan margin. Pada saat bersamaan harus membayar kredit konstruksi ke perbankan sebesar 13 persen per tahun.

"Kalau kita lihat kan gross margin proyek properti harus 35-40 persen karena kredit konstruksinya 13 persen. Jadi kalau proyek properti misalnya berlangsung tiga tahum maka pengembang harus kejar gross margin sampai 39 persen," jelasnya.
 
Sementara itu, dampak lain dari depresiasi rupiah juga menaikkan harga jual properti komersial.
"Karena transaksi masih diwajibkan pakai rupiah, makanya dengan depresiasi ini maka kenaikan yield untuk investasi keuangan membuat investor akan beralih," ujar Aldi.
 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan