RS yang dibangun dengan anggaran Rp66,8 miliar tersebut dapat menampung 107 pasien, di antaranya Gedung Yudhistira dengan kapasitas 69 tempat tidur dan Gedung Arjuna 38 tempat tidur.
Usai meresmikan RS, Menteri Sekretaris Negara Pratikno mengatakan bahwa pembangunan RSA UGM tersebut terbilang cepat, dilaksanakan sejak 20 April 2020 dan selesai pada 31 Mei 2020.
"Pekerjaannya tidak sederhana, sekaligus harus tetap aman dari covid-19. Dan disaat yang sama bukan hanya menyelesaikan gedung, tetapi juga harus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 8 Juni 2020.
Gedung Yudhistira seluas 4.177 meter persegi dimanfaatkan untuk fasilitas penyimpanan logistik, ruang Poliklinik covid-19, dan ruang rawat Pasien Dalam Pengawasan (PDP) di lantai 3, 4, dan 5.
Sementara Gedung Arjuna dengan luas 4.505 meter persegi untuk ruang ganti medis, ruang istirahat tenaga medis, ruang perawatan PDP, dan ruang isolasi kritis dilengkapi negative pressure.
Dirjen Cipta Karya Kementerian PUPR Danis H. Sumadilaga mengatakan pembangunan Gedung Arjuna dan Yudhistira banyak menggunakan material non konvensional.
Di antaranya untuk pekerjaan dinding dengan material sandwich panel yang ringan sehingga pengerjaannya jauh lebih cepat dan lebih rapi.
"Untuk ruang isolasi menggunakan teknologi smart system sejalan dengan Era Industri 4.0. Ruang isolasi tersebut dapat dimonitor dan dikontrol secara langsung maupun jarak jauh (web based) dan pelaksanaanya mengacu pada standar Kementerian Kesehatan dan standar internasional," kata Danis.
Danis menambahkan terdapat beberapa keunggulan ruang isolasi RSA UGM yakni pengaturan Negative Pressure ruangan sampai dengan -2,5 Pa (pascal) untuk pertukaran sirkulasi udara minimal 12 ACH (Air Change per Hour).
Hepa Filter yang dapat menyaring virus dan bakteri hingga besaran 0,3 mikron, tersedianya ruang Anter Room yaitu ruang antara berpintu ganda dangan sistem interlock untuk mencegah ruangan lain terpapar udara dari ruang isolasi.
Kemudian menggunakan lampu UV Germicidal yang mampu membunuh virus dan bakteri, dan CCTV disetiap ruang isolasi sehingga dapat selalu termonitor dari jarak jauh.
"Di samping itu seluruh ruang rawat dilengkapi dengan exhaust fan untuk lebih memproteksi para tenaga medis, lingkungan sekitar serta pasien yang dirawat," ujar Danis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News