Kota dengan jumlah penduduk hanya 2.250 tersebut mengalami depopulasi atau pengurangan penduduk selama beberapa tahun. Padahal kota tersebut pernah menjadi populasi terbesar kedua di Kroasia.
"Kami berubah menjadi kota perbatasan dengan sedikit koneksi transportasi ke tempat lain. Sejak itu populasi secara bertahap turun," kata Wali Kota Legrad, Ivan Sabolic, dikutip Business Insider, Jumat, 18 Juni 2021.
Tak hanya menjualnya dengan sangat murah, Sabolic menjanjikan akan melakukan perbaikan atau renovasi rumah-rumah tersebut dengan biaya hingga Rp50 juta per rumah jika ada pembeli.
Hingga saat ini, sudah ada 17 rumah yang berhasil terjual dan masih ada satu kavling yang menanti pembeli lain. Namun, tawaran tersebut bukannya tanpa syarat.
Calon pembeli harus berusia di bawah 40 tahun, mampu secara finansial, dan membuat komitmen untuk tinggal di Legrad setidaknya selama 15 tahun.
"Setidaknya satu dari pasangan telah menyelesaikan sekolah menengah dan tiga tahun pengalaman kerja. Hal ini menjadi pertimbangan," jelasnya.
Sabolic menambahkan bahwa ada banyak peminat dari orang-orang di luar Eropa, namun terkendala imigrasi. Meski demikian, rumah-rumah tersebut saat ini tidak terbuka untuk pelamar dari Amerika Serikat.
Hal ini tampak berbeda dengan penjualan properti di Amerika. The Associated Press melaporkan bahwa pasar perumahan Amerika mengalami kenaikan permintaan dan harga sekitar 50 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News