elledecor.com
elledecor.com

Kisah Pohon Natal, Mesir Kuno hingga New York

Rizkie Fauzian • 19 Desember 2017 22:08
Jakarta: Setiap tahun umat Kristiani merayakan Hari Natal dengan berkumpul bersama dengan sanak saudara. Salah satu 'ritual wajib' dalam kesempatan demikian adalah bersama-sama menghias pohon natal.
 
Pohon cemara dengan ornamen salju itu memang identik dengan perayaan Natal. Ada makna yang dalam dari tradisi pohon natal tersebut dan sejarahnya pun sangat panjang. Bahkan sebagaimana dilansir dari countryliving.com sejak era Mesir kuno dan emperium Romawi.
 
Baik bangsa Mesir maupun Romawi melihat pohon Natal sebagai tanaman hijau yang akan tetap hijau sepanjang tahun. Keberadaan pohon Natal kala itu sekaligus menandai titik balik musim dingin.

Hijaunya daun pohon Natal memberikan kehangatan dan harapan di musim dingin yang bisa sangat ektrem. Bahwa pada saatnya ada datang musim semi dan tanaman lainnya kembali tumbuh serta dapat dipanen buah-buahannya.
 
Beberapa kebudayaan juga percaya bahwa pohon cemara memiliki kemampuan menangkal roh dan penyakit jahat. Kepercayaan ini diwujudkan dengan dengan tradisi menggantung dahan pohon Natal di depan pintu.
 
1444
 
Tahun tersebut banyak disebut sebagai kali pertama pohon Natal muncul di London. Namun hanya menjadi trend sesaat dan pohon Natal tidak pernah terlihat lagi hingga abad ke 19.
 
1500-an
 
Dipercaya itulah era pohon Natal mulai tampil dengan hiasan yang membuatnya lebih menarik. Pelopornya adalah teolog asal Jerman, jika Martin Luther.
 
Dikisahkan pada suatu malam biawaran yang juga composer tersebut tiba-tiba menambahkan lilin di batang-batang pohon Natal di rumahnya. Inspirasinya adalah kerlap kerlip bintang di sela-sela pohon cemara yang Martin Luther saksikan dalam perjalanan ke rumah.
 
1771
 
Dicatat oleh penulis Johann Wolfgang von Goethe bahwa pada tahun ini pohon natal 'resmi' menjadi trend di Jerman.  Pohon natal yang Goethe lihat di Strasbourg itu menjadi inspirasi novelnya berjudul "The Sorrows of Young Werther"
 
1820-an
 
Pohon natal terlihat pertama kalinya di Amerika Serikat. Imigran asal Jerman yang bermukim di Pennsylvania membawa tradisi tersebut.
 
1846
 
Ratu Victoria, Pangeran Jerman Albert dan anak-anaknya saat itu berdiri di sebelah pohon natal di Illustrated London News. Kala itu Ratu Victoria adalah trend setter, sehingga apapun tentang dirinya langsung menjadi trend Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang merupakan wilayah kolonialnya
 
1882
 
Edward H. Johnson, petinggu perusahaan Edison Electric Light mendekorasi sebuah pohon dengan 80 bola lampu berwarna putih, merah, dan biru dan memajangnya di jendala New York City. Surat kabar di Detroit kemudian menggelarinya "Father of the Electric Christmas Tree."
 
Hampir 10 tahun kemudian pohon Natal berhias lampu listrik menjadi populer. Yaitu sejak Presiden Grover Cleveland mengenalkan pohon Natal berhias bola-bola lampu di Gedung Putih dengan lampu.
 
Kisah Pohon Natal, Mesir Kuno hingga New York
 
1903
 
General Electric memperkenalkan peralatan untuk memasang lampu di pohon Natal. Hal tersebut agar orang bisa menghias pohon natal dengan lebih mudah.
 
Uniknya 'pakem' hiasan lampu pohon Natal baru muncul 1917 berkat keisengan remaja bernama Albert Sadacca. Dia lantas menjadikan lampu Natal sebagai bisnis dengan nama perusahaan NOMA Electric Company (National Outfit Manufacturer's Association) dan merupakan produsen lampu Natal terbesar di dunia selama bertahun-tahun.
 
1931
 
Pohon natal pertama hadir di Rockefeller Center, New York, AS, namun ukurannya lebih kecil. Pohon natal ini bukannya untuk dinikmati bersama-sama di tengah kota, namun dibuat pekerja bangunan. Dua tahun kemudian, sebuah pohon yang terang ditempatkan di Rockefeller Center, yang memicu tradisi tahunan kota tersebut.
 

 

 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan