Selama lockdown di Australia harga properti mengalami kenaikan. Foto: Crown Group
Selama lockdown di Australia harga properti mengalami kenaikan. Foto: Crown Group

Harga Properti Naik, Dorong Permintaan Apartemen di Sydney dan Melbourne

Rizkie Fauzian • 20 September 2021 15:17
Jakarta: Harga properti di kota Sydney dan Melbourne mengalami kenaikan masing 8 dan 9 persen dalam setahun. Padahal kedua kota tersebut menerapkan lockdown.
 
"Rata-rata pemilik hunian di Sydney, bisa menghasilkan hanya dengan duduk-duduk di rumah hanya dari pendapatan ekuitas rumah mereka," kata Head of Consumer Researcher Finder Graham Cooke, Senin, 20 September 2021.
 
Hasil survei CoreLogic bersama 40 ekonomi lain mengungkapkan bahwa  rata-rata harga hunian di Sydney akan tumbuh sebesar 76.619 dolar Australia menjadi 1,07 juta dolar Australia  pada Juli 2022.

Dan di Melbourne, tumbuh sebesar 64.014 dolar Australia menjadi 817 ribu dolar Australia . Sementara di Perth dan Brisbane, harga akan naik sebesar 8 persen, atau masing-masing sebesar 42.498 dolar Australia dan 47.342 dolar Australia .
 
"Kebijakan lockdown tidak memiliki banyak pengaruh selama 12 bulan terakhir pada harga properti. Tetapi pencabutan kebijakan tersebut akan memiliki efek," jelasnya.
 
Dirinya berharap harga properti kembali naik setelah kebijakan lockdown telah dicabut pemerintah. 
 
Sales and Marketing Director Crown Group Indonesia Tyas Sudaryomo, mengatakan hal ini tentu saja berdampak positif terhadap permintaan akan hunian khususnya apartemen dari pasar Indonesia.
 
"Dampak yang ditimbulkan dapat terlihat dari jumlah inquiries dari pasar Indonesia yang relatif stabil dengan rata-rata mencapai 100 inquiries setiap bulannya," ujarnya.
 
Menurut Tyas, saat ini ada pergeseran tipe pembeli dari pasar Indonesia yang didominasi oleh owner-occupiers dalam tiga bulan terakhir.
 
Pada semester I-2021 qualified leads didominasi oleh pembeli rumah pertama atau investor yang tertarik dengan proyek off the plan seperti ARTIS di Melbourne dan Mastery by Crown Group di Sydney. 
 
"Sementara pada Juni-September 2021,  didominasi oleh end user yang lebih banyak tertarik dengan proyek siap huni seperti Waterfall by Crown Group di kota Sydney," ungkapnya.
 
Peningkatan inquiries juga terjadi untuk proyek The Grand Residences Tahap I yang diperkirakan akan rampung pada Oktober 2021.
 
"Meskipun Australia sedang mengalami lockdown, namun institusi pendidikan tinggi di Australia sudah bersiap untuk buka kembali sehingga banyak pembeli yang membutuhkan hunian yang siap huni," jelasnya.
 
Suku bunga pinjaman KPA di Australia  saat ini menjadi salah satu daya tarik bagi pembeli dari Indonesia, yaitu 3,5 persen hingga 3,9 persen per tahun untuk floating rate.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan