“Kita bersyukur dengan Asian Games 2018 ini wajah Jakarta mengalami perubahan. Penataan kompleks Gelora Bung Karno (GBK) menjadi ruang terbuka hijau layak dibanggakan,”ungkap pengamat tata kota, Nirwono Joga dalam bedah buku “Membangun Peradaban Kota” seperti dilansir dari laman resmi Kementerian PUPR.
Perubahan lainnya adalah dilakukannya pelebaran jalan dan trotoar di sepanjang koridor Sudirman-Thamrin. Ini menambah kenyamanan bagi pengendara dan pejalan kaki dan ramah disabilitas. Bahkan bisa meningkatkan budaya jalan kaki warganya.

Garis pemandu bagi difabel di trotoar Jl Sudirman ruas Sarinah terpotong tiang listrik. Tahap pengerjaan yang tanpa perencanaan matang membuat hasil akhir fitur penting tersebut sekedar hiasan. Antara Foto/Sigid Kurniawan
Jakarta dengan masalahnya yang kompleks, bisa menjadi contoh baik penataan kota-kota lain. Untuk membangun peradaban baru, pembangunan kota harus mencerdaskan warganya melalui tata ruang berkeadilan dan berkelanjutan.
“Pembangunan kota bukan hanya tugas pemerintah saja, tapi merupakan tanggung jawab kita semua,” tegasnya.
Nirwono melihat kebutuhan infrastruktur yang lebih ramah untuk anak, lansia, ibu hamil dan difabel di perkotaan perlu ditingkatkan. Termasuk mempersiapkan warga dalam penanggulangan bencana alam.
"Sehingga diharapkan kota dapat bertahan terhadap guncangan, tanpa gangguan permanen yang menjadikan gagal fungsinya suatu bangunan," jelasnya.
Dia mengingatkan agar semangat membangun peradaban kota melalui infrastruktur tak hanya sekedar momentum sesaat. "Ini yang harus kita dorong. Kita perlu ada peningkatan," tutupnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News