LPKR catat pendapatan Rp17 triliun di 2023. Foto: LPKR
LPKR catat pendapatan Rp17 triliun di 2023. Foto: LPKR

LPKR Bukukan Pendapatan Rp17 Triliun

Rizkie Fauzian • 28 Maret 2024 14:59
Jakarta: PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 15 persen secara tahunan (year on year) menjadi Rp17 triliun. Laba kotor tercatat sebesar 18 persen (yoy) menjadi Rp7,7 triliun.
 
Sementara itu EBITDA meningkat sebesar 28 persen (yoy) menjadi Rp4,2 triliun pada 2023. LPKR juga berhasil meraih laba bersih sebesar Rp50 miliar. Di segmen real estate, LPKR membukukan prapenjualan Rp5,12 triliun, naik 5 persen di atas target 2023 yang sebesar Rp4,9 triliun.
 
Pendapatan real estate pada 2023 meningkat sebesar 10 persen (yoy) menjadi Rp4,5 triliun, didorong oleh serah terima peluncuran produk yang tepat waktu, penjualan tanah, penjualan tanah pemakaman di San Diego Hills, serta peningkatan kinerja pengelolaan kota.
 
Baca juga: Properti Tumbuh, LPKR Andalkan Bisnis Residensial dan Komersil

"Kami menyajikan hasil keuangan 2023 yang menunjukkan kinerja yang kuat di seluruh segmen bisnis, serta pengelolaan keuangan yang hati-hati di tingkat holding company," kata Group CEO LPKR John Riady dalam keterangan tertulis, Kamis, 28 Maret 2024.

LPKR juga telah mencapai (net profit after tax/NPAT) positif pertama sejak 2018. Ke depan, LPKR adalah mempertahankan momentum pertumbuhan dan terus mengelola keuangan dengan bijak untuk mencapai stabilitas keuangan jangka panjang di tengah kondisi perekonomian yang terus penuh tantangan.

Target prapenjualan

Pada 2024, LPKR telah menetapkan target prapenjualan sebesar Rp5,375 triliun, meningkat 10 persen dari target tahun sebelumnya.
 
Pencapaian target tersebut akan terus didorong oleh produk-produk residensial dan komersial baru di Lippo Village dan Lippo Cikarang, serta di wilayah lain yang merupakan lahan cadangan perseroan.  
 
Di segmen layanan kesehatan, anak usaha LPKR, yakni PT Siloam International Hospitals Tbk. (SILO), mencatat peningkatan pendapatan sebesar 18 persen (yoy) menjadi Rp 11,2 triliun dan pertumbuhan EBITDA sebesar 31 persen (yoy) menjadi Rp 2,9 triliun.  
 
SILO juga mengalami pertumbuhan berkelanjutan dalam metrik operasional utamanya, termasuk peningkatan rawat inap sebesar 26 persen (yoy) menjadi 302.463, peningkatan hari rawat inap sebesar 16 persen (yoy) menjadi 939.877, dan peningkatan kunjungan rawat jalan sebesar 23 persen (yoy) menjadi 3.949.341.
 
Pada segmen gaya hidup, yang terutama bersumber dari bisnis mal dan hotel, perseroan membukukan pertumbuhan pendapatan sebesar 9 persen (yoy) menjadi Rp1,3 triliun.
 
Laba kotor juga meningkat sebesar 6 persen (yoy) menjadi Rp854 miliar, sementara EBITDA turun 5 persen menjadi Rp289 miliar karena peningkatan opex untuk mendukung pemulihan pasca pandemi.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan