Salah satu rumah yang kualitasnya diperbaiki untuk homestay. Foto: Kementerian PUPR
Salah satu rumah yang kualitasnya diperbaiki untuk homestay. Foto: Kementerian PUPR

Ratusan Rumah di Bromo-Tengger-Semeru Disulap Jadi Homestay

Rizkie Fauzian • 04 November 2021 18:55
Malang: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Perumahan menyalurkan program Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) untuk ratusan rumah di Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru (BTS). 
 
Adanya bantuan berupa homestay, unit usaha pariwisata lainnya serta Peningkatan Kualitas Rumah Tanpa Fungsi Usaha tersebut diharapkan dapat meningkatkan kunjungan para wisatawan dan mendorong kesejahteraan masyarakat di daerah tersebut.
 
"Program peningkatan kualitas rumah masyarakat dan pembangunan homestay di dilaksanakan oleh Kementerian PUPR sejak 2020," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 November 2021.

Khalawi menjelaskan, pembangunan homestay pada 2020 menyasar ke sejumlah lokasi yakni Danau Toba, Borobudur, Mandalika, Labuan Bajo dan Likupang. Sedangkan tahun ini lokasinya di fokuskan pada kawasan wisata di Bangka Belitung (Babel) Bromo Tengger Semeru (BTS), Wakatobi, Raja Ampat dan Morotai.
 
"Adanya pembangunan perumahan swadaya di daerah tersebut terlihat dari perubahan rumah-rumah yang ada. Hal itu menunjukkan kehadiran negara untuk mendukung sektor wisata, membedah rumah sekaligus memberikan kesempatan masyarakat untuk meningkatkan ekonomi  lewat berbagai usaha yang ada," katanya.
 
Lebih lanjut, dirinya menuturkan, bantuan perumahan dari Kementerian PUPR ini hanya stimulus guna mendorong Pemda Pemprov dan masyarakat untuk berkolaborasi menata lingkungannya.
 
"Ke depan kita akan buat Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan sarana hunian pariwisata ini termask kelembagaan ke depan. Bangunan Sarhunta ini jangan hanya dibangun saja tapi masyarakat dan Pemda harus mengelola dengan baik agar wisatawan yang berkunjung bisa nyaman menikmati keindahan alam di BTS ini," ungkapnya. 
 
Kasubdit Wilayah II Direktorat Rumah Swadaya Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR Chandra R.P.menjelaskan, tahun ini Direktorat Jenderal Perumahan melaksanakan dukungan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya yang dilaksanakan di KSPN BTS sebanyak 111 unit homestay, 9 unit usaha pariwisata lainnya berupa tempat kuliner, toko atau workshop dan 310 unit Peningkatan Kualitas Rumah Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata. 
 
"Pelaksanaan Program Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya untuk Usaha Pondok Wisata pada Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Bromo Tengger Semeru (BTS) di empat Kabupaten yakni Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Probolinggo, dan Kabupaten Lumajang," jelasnya.
 
Berdasarkan data, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional, Kawasan Bromo Tengger Semeru masuk di dalam 10 Lokasi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, yang telah ditindaklanjuti oleh Direktorat Jenderal Perumahan pada Tahun Anggaran 2021 ini.
 
Salah satu bentuk kegiatan yang dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perumahan adalah dengan memberikan bantuan Peningkatan Kualitas Rumah Swadaya (PKRS) untuk fungsi usaha (Homestay) dan fungsi usaha lainnya untuk mendukung Program Strategis Nasional. 
 
Beberapa lokasi PKRS berada di Kabupaten Malang dilaksanakan di Desa Gubukklakah sebanyak 18 unit (homestay), 66 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata, dan di Desa Ngadas sebanyak 14 unit (homestay), satu unit Usaha Pariwisata Lainnya, 65 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata.
 
Selanjutnya di Kabupaten Pasuruan dilaksanakan di Desa Wonokitri sebanyak 12 unit homestay, 35 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata dan desa Tosari sebanyak 15 unit homestay, 45 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata. 
 
Kabupaten Probolinggo dilaksanakan di Desa Ngadisari sebanyak 28 unit homestay, empat unit Usaha Pariwisata Lainnya, 34 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata dan Kabupaten Lumajang dilaksanakan di Desa Ranupani sebanyak 24 unit homestay, empat Unit Usaha Pariwisata Lainnya, 65 unit Tanpa Fungsi Usaha Pariwisata.
 
"Program ini kami laksanakan di rumah-rumah masyarakat secara berkelompok atau clustering. Jadi terlihat hasil pembangunannya dan bisa menjadi tempat wisata yang menarik bagi para wisatawan," ujarnya. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan