“Sudah lama memang tidak direhabilitasi, mulai 2020 akan di rekonstruksi,” ungkap Kepala Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga, Kabupaten Bekasi, Rahmat Atong, Jumat (22/11).
Menurut Atong, pemerintah berencana merehab semua bangunan dari gedung tersebut. Adapun, biaya yang dikeluarkan diprediksi mencapai Rp38 miliar.
“Saat ini, tahapan hingga Detail Enggenering Design (SED) sudah rampung dikerjakan,” lanjut dia.
Atong menjelaskan, penataan Gedung Joeang meliputi penambahan ornamen seperti pembuatan taman di depan area gedung dan penataan area parkir. Kemudian pembuatan batas teritori dengan bangunan sekitar, pembuatan 'drop of area', hingga pembuatan Signed Monumental Museum Diorama Bekasi.
Ketua Paguyuban Pemangku Seni Budaya Bekasi, Damin Sada mengatakan, Gedung Joeang merupakan peninggalan sejarah yang harus dijaga. Dengan rehabilitasi gedung tersebut Ia bergarap semua warga Bekasi yang ingin tahu sejarah Bekasi bisa datang ke gedung bersejarah ini.
“Kita harus tetap lestarikan sejarah, kebudayaan dan kesenian Bekasi, dan gedung ini jadi wisata sejarah,” kata dia.
Berdasarkan data yang diperoleh, gedung yang memiliki nama asli Landhuis Tamboen atau gedung tinggi tersebut dibangun pada1906. Pembangunan gedung tersebut dilakukan secara bertahap.
Pada tahap pertama dimulai pada 1906 hingga 1910, kemudian dilanjutkan pada 1912 hingga 1925. Masyarakat lebih mengenal Landhuis Tamboen sebagai Gedung Joeang 45.
Landhuis Tamboen diambil dari nama keluarga sang pemilik tanah, yaitu keluarga Khouw Van Tamboen. Fasilitas yang tersedia di gedung ini diantaranya, tempat parkir, toilet dan juga pemandu wisata sejarah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
