"Pelemahan rupiah tidak akan membuat harga rumah naik signifikan," ujar Wakil Ketua Bidang Riset dan Luar Negeri DPD REI DKI Jakarta Chandra Rambey di Hotel Ambhara, Jakarta, Selasa (4/9/2019).
Namun walau harga tidak naik, ada faktor lain yang bisa membuat penjualan penjualan melambat lagi. Melemahnya nilai Rupiah bisa saja mendongkrak harga barang-barang kebutuhan lainnya. Ini secara tidak langsung akan menurunkan kemampuan masyarakat membeli rumah.
Hal lain yang juga bisa mempengaruhi bisnis properti adalah kemungkinan Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan. Kebijakan ini pernah dilakukan sebelumnya dan ada peluang kembali BI tempuh karena saat ini nilai 1 USD sudah mendekati Rp 15 ribu.
"Dampaknya baru akan terasa beberapa bulan ke depan," sambungnya.
Menurutnya profil demografi Indonesia didominasi kelompok masyarakat berpenghasilan Rp 5 juta per bulan. Sepertiga dari gaji bulanan itu sudah pasti dialokasikan untuk membayar aneka rupa cicilan.
Suku bunga yang saat ini 5 persen masih aman bagi mereka. Tetapi bisa kemudian BI menaikkan suku bunga jadi 7 persen dengan berbagai pertimbangannya sementara besaran kenaikan gaji -bila ada- tidak dapat mengimbangi laju inflasi, maka daya beli masyarakat yangt tergerus.
"Dan kemampuan masyarakat membeli rumah akan turun," ujar Chandra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News