Senior Research Advisor Knight Frank Indonesia, Syarifah Syaukat mengatakan prospek ritel sempat menurun sejak bencana tersebut. Hal ini juga berdampak kerugian terhadap sektor usaha.
“Menurut data yang kami terima, kerugian Jakarta yang besar adalah sektor transportasi. Namun, ritel juga terkena dampaknya juga,” ujar Syarifah dalam paparannya, Kamis, 6 Maret 2025.
Menurutnya, tak hanya mal, beberapa ritel seperti Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ataupun di pasar juga terkena dampaknya. Selain Jakarta, kawasan Tangerang Selatan dan lainnya juga terdampak dalam bencana ini.
Untuk mengatasi ini, beberapa pihak perlu melakukan perbaikan, salah satunya dengan pengolahan sumber daya air di kota. Sebagai pengelola properti, sebaiknya perlu memastikan pengelolaan air dikelola dengan baik.
Baca juga: 9 dari 10 Ritel Mulai Adopsi atau Uji Coba AI |
“Kita perlu memastikan bahwa pengelolaan air, air apakah itu air yang dikelola untuk digunakan atau air buangan itu harus integrated dengan pengelolaan sumber daya air yang berlaku,” jelas Syarifah.
Menurutnya, pengelolaan ritel pasti telah memiliki strategi-strategi terkait tentang cara pengelolaan kawasannya ataupun bangunan dan lingkungan sekitarnya. Misalnya berkaitan dengan pengelolaan atau penyediaan ruang terbuka biru sehingga dapat mengalirkan air limpasan yang datang.
“Ketika banjir, asumsinya adalah air limpasan berada over capacity. Air limpasan yang datang over capacity sehingga saya rasa perlu diperkirakan juga bagaimana plan A dan plan B dan seterusnya,” ujar dia.
Syarifah menambahkan bahwa hal ini tidak bisa dimungkiri akan berdampak pada economic return dari pengelolaan properti yang dikelola saat ini. Ia juga mengimbau properti manajemen dan estate manajemen untuk mempertimbangkannya bahwa akan selalu mendapatkan tantangan dari air limpasan ketika musim hujan tiba. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News