Berdasarkan data the Council on Tall Buildings and Urban Habitat (CTBUH), penurunannya mencapai 14 persen. Tingkat penurunan lebih baik jika dibandingkan dengan 2018.
Pada 2018, Negeri Tirai Bambu itu hanya membangun 56 gedung pencakar langit (200 meter ke atas). Jumlah tersebut turun sebesar 38 persen jika dibandingkan dengan 2017.
Terdapat beberapa alasan pembangunan gedung pencakar langit di Tiongkok mengalami penurunan. Di antaranya perubahan dalam iklim politik dan ekonomi negara itu.
Selain itu, penurunan tersebut terjadi karena melampui permintaan kebutuhan ruang perkantoran. Seperti yang terjadi di Tianjin CTF Finance Centre.
Berdasarkan data perusahaan real estat dan investasi CBRE, ruang perkantoran di dedung tertinggi ke-8 di dunia itu kosong hingga 44 persen.
Pemerintah dianggap berkontribusi dalam hal penurunan pembangunan gedung pencakar langit di Tiongkok. Pada 2014, Presiden Tiongkok Xi Jinping memberikan sinyal untuk menahan pembangunan gedung pencakar langit.
Meski mengalami penurunan, Tiongkok tetap menjadi nomor satu terkait penyelesaian pembangunan gedung pencakar langit. Bahkan, empat kali lebih banyak jika dibandingkan dengan seteru abadi mereka, yaitu Amerika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id