Hal ini berakibat pada menurunnya volume investasi dan harga sewa di sebagian besar kelas aset komersial di paruh pertama tahun ini.
Menurut data Jones Lang LaSalle (JLL) volume investasi semester pertama turun 32 persen secara tahunan dengan pelemahan sebesar 39 persen di kuartal kedua. Serta penurunan sebesar 26 persen di kuartal pertama.
Penurunan volume investasi terus berlanjut seiring pemberlakuan lockdown dan pembatasan perjalanan. Kondisi ini memengaruhi sejumlah rencana investasi jangka pendek.
CEO Pasar Modal JLL Asia Pasifik Stuart Crow mengatakan aktivitas transaksi yang menurun tajam pada kuartal kedua mencerminkan kurangnya minat pelaku usaha dan ketidakpastian akan pemulihan pasar.
"Likuiditas masih sangat tinggi, dan kami berharap aktivitas transaksi mulai pulih pada semester kedua dengan adanya pembukaan kembali aktivitas ekonomi lebih lanjut dan penyesuaian estimasi harga di pasar tertentu," jelasnya dalam keterangan tertulis, Selasa, 21 Juli 2020.
Sejumlah negara di Asia Pasifik yang mencatat penurunan investasi terbesar yakni Singapura -68 persen dan Hong Kong -65 persen.
Selanjutnya penurunan investasi di Australia -58 persen, Korea Selatan -45 persen, dan Tiongkok -15 persen diimbangi oleh dimulainya kembali sejumlah aktivitas pada akhir kuartal kedua.
Kegiatan investasi di Jepang yang -20 persen tetap berjalan dengan dukungan transaksi di sektor multi-keluarga dan likuiditas domestik yang kuat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id