Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menegaskan pembangunan infrastruktur di Indonesia tidak bisa hanya mengandalkan pembangunan konstruksi dengan cara biasa. Namun butuh penerapan teknologi agar percepatan pembangunan bisa dicapai.
"Kini riset dan teknologi menjadi salah satu dari lima pilar terobosan Kementerian PUPR dalam percepatan pembangunan infrastruktur di Tanah Air," katanya dalam keterangan tertulis, Senin, 27 Januari 2020.
Blok Beton 3B merupakan solusi mencegah longsor dan pergeseran garis pantai akibat erosi gelombang air laut. Blok Beton 3B merupakan blok beton dengan sistem modular interlocking pabrikasi sehingga mempermudah dan mempersingkat waktu pengerjaan di lapangan karena hanya berupa instalasi.

dok. Kementerian PUPR
Teknologi ini dapat diterapkan di pantai berpasir dengan maksimal ketinggian gelombang moderat 1,5 meter. Blok Beton 3B berbahan beton K-222 dengan koefisien stabilitas lapis lindung sebesar 34,63 dan mampu menahan gelombang setinggi dua meter.
Keunggulan lainnya dari Blok Beton 3B yakni efektif dalam pengamanan pantai, rayapan gelombang rendah, sistem interlocking yang kuat dan bahan-bahan konstruksi mudah didapat.
Penerapan teknologi ini diawali dengan pekerjaan galian tanah untuk menentukan elevasi dan kedalaman galian yang akan dicapai. Selanjutnya adalah pemasangan mini pile pabrikasi dengan tinggi maksimal tiga meter dan dilanjutkan dengan pemasangan batu kaki. Selanjutnya pemasangan pile cap dan Blok Beton 3B.
Saat ini Teknologi Blok Beton 3B telah diterapkan di Pantai Happy Buleleng, Bali dan Pantai Daruba, Morotai Selatan. Erosi di Pantai Happy mengancam rumah penduduk dan Pura Segara sehingga penerapan pengaman pantai Blok Beton 3B dinilai sangat perlu.
Di samping mengamankan pantai, teknologi ini juga berfungsi sebagai jalan akses ke laut yang mendukung kegiatan religius penduduk setempat seperti Upacara Melasti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News