Sementara untuk rumah tapak dan rusun di atas Rp2 miliar hingga maksimal Rp5 miliar diberikan hanya 50 persen.
Bank Indonesia (BI) juga memberlakukan relaksasi loan to value/financing to value (LTV/FTV) untuk kredit pembiayaan rumah maksimal 100 persen.
Kebijakan tersebut diberikan diberikan batas hingga enam bulan. Sedangkan LTV/FTV akan berakhir pada 31 Desember 2021.
Associate Director Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan kedua program ini tampaknya cukup holistik dalam mendorong penjualan properti residensial.
"Jika ini untuk investasi jangka panjang dan investor tidak mengharapkan pengembalian langsung atau dalam waktu dekat, ini sebenarnya waktu yang tepat," katanya dalam laporan, Kamis, 18 Maret 2021.
Menurut Ferry, untuk pengguna akhir yang memiliki daya beli yang cukup, ini juga saat yang tepat untuk melakukan pembelian.
Namun, ada banyak prosedur yang harus diperhatikan secara matang, terutama karena pembelian ini dilakukan melalui Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Risiko bagi bank semakin meningkat dan mereka harus berhati-hati dalam mencairkan KPR
dengan uang muka nol persen sehingga dapat dipraktikkan dengan mudah," ungkapnya.
Pembeli mungkin terhindarkan dari keharusan menyediakan sejumlah besar uang pada tahap awal. Namun, beban mereka semakin membesar dalam kewajiban bulanannya.
"Tantangan lainnya adalah bank harus menyesuaikan suku bunga pinjamannya agar lebih kompetitif dan tidak jauh dari suku bunga acuan BI agar pasar ini lebih bersemangat," ujar Ferry.
Colliers melihat bahwa DP nol persen dan pembebasan PPN untuk produk properti tertentu adalah baik. Namun demikian hal ini harus diikuti dengan pemberian suku bunga pinjaman yang lebih menarik, agar dapat dibuat kebijakan holistik dengan harapan mampu mempercepat lebih banyak transaksi produk properti.
"Colliers percaya 2021 akan menjadi tahun yang lebih baik terutama untuk sektor properti. Kami juga memiliki pandangan yang lebih positif terutama ketika vaksinasi berhasil dilaksanakan dan memberi dampak dalam mendorong lebih banyak kegiatan bisnis," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News