Kondominium kelas middle to upper tetap mendominasi. Foto: Freepik
Kondominium kelas middle to upper tetap mendominasi. Foto: Freepik

Kondominium Middle–Up hingga Luxury Masih Mendominasi Pasar Jakarta

Rizkie Fauzian • 03 Desember 2025 10:10
Jakarta: Perubahan gaya hidup, kondisi ekonomi, serta persaingan dengan rumah tapak membuat pasar kondominium di Jakarta bergerak dinamis. Meski kebutuhan hunian vertikal di kota besar tetap tinggi, pergeseran preferensi pembeli kini membentuk pola baru di berbagai segmen.
 
Bagi pengembang, kompetisi terbesar justru datang dari rumah tapak yang kini memiliki rentang harga tak jauh berbeda dengan kondominium. Banyak calon pembeli akhirnya beralih karena merasa rumah tapak menawarkan ruang lebih besar dan fleksibilitas yang sulit ditandingi unit apartemen.
 
Associate Director Research & Consultancy Department PT Leads Property Services Indonesia, Martin Samuel Hutapea, menilai bahwa insentif fiskal dapat menjadi solusi.

“Dibutuhkan keringanan fiskal baik dari sisi pajak, cicilan, dan biaya IPL yang lebih rendah,” ujar Martin.
 
Biaya tambahan seperti cicilan KPA dan iuran pengelolaan lingkungan masih menjadi kendala utama bagi pembeli kelas menengah, sehingga memengaruhi minat terhadap hunian vertikal.

Milenial dan Gen Z penggerak permintaan baru

Meski begitu, kondominium kelas middle to upper tetap mendominasi kawasan strategis yang memiliki fasilitas lengkap, akses transportasi umum, serta dekat dengan pusat bisnis. Area seperti Sudirman, Thamrin, dan Kuningan masih menjadi titik favorit bagi hadirnya proyek baru karena tingginya mobilitas dan nilai investasi.
 
Sebagai kelompok yang kini mendominasi pasar end-user dan pembeli rumah pertama, milenial dan Gen Z membawa kecenderungan berbeda dalam memilih hunian. Gaya hidup yang dinamis, sering bepergian, dan mengutamakan efisiensi membuat mereka lebih memilih kondominium yang terhubung dengan MRT, LRT, pusat komersial, dan area perkantoran.
 
“Seiring gaya hidup mereka yang aktif dan lebih suka travelling, akan cenderung memilih kondominium yang dekat transportasi umum serta memiliki akses ke pusat bisnis,” kata Martin.
 
Hunian praktis di lokasi strategis dianggap lebih sesuai dengan ritme hidup mereka dibanding rumah tapak yang umumnya berada di pinggiran kota.

Segmen premium tetap percaya diri

Di tengah dinamika pasar, segmen premium dan luxury justru menunjukkan stabilitas. Unit berukuran besar, seperti tipe tiga hingga empat kamar tidur, masih diminati oleh end-user yang mengutamakan kenyamanan, desain elegan, serta privasi.
 
Pembeli di segmen ini bukan first-home buyer, melainkan mereka yang mencari peningkatan kualitas hidup dan gaya hidup yang lebih eksklusif. Lokasi dekat pusat bisnis, fasilitas mewah, hingga akses transportasi modern menjadi alasan pasar premium tetap aktif.
 
Gambaran pasar kondominium Jakarta memperlihatkan dua sisi yang berbeda. Di satu sisi, pengembang harus bekerja keras menarik minat pembeli kelas menengah yang masih membandingkannya dengan rumah tapak. Namun di sisi lain, segmen premium terus menunjukkan permintaan stabil dan menjadi penopang pasar hunian vertikal. (Nahdatul Zahra)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan