Rumah.com Indonesia Property Market Index kuartal II-2020 mengindikasikan pulihnya kepercayaan pemangku kepentingan di bidang properti, terutama dari sisi penyedia suplai baik pengembang maupun penjual properti lainnya.
Country Manager Rumah.com Marine Novita menjelaskan suplai properti dalam indeks tersebut berada pada angka 131,6 atau naik sebesar 21 persen (qoq) dan 46 persen (yoy).
"Kenaikan ini sebagai kompensasi karena suplai pada kuartal pertama tertahan dan turun sebesar lima persen (qoq)," katanya dalam keterangan tertulis, Selasa, 18 Agustus 2020.
Kenaikan indeks suplai hunian nasional kuartalan ini merupakan cerminan daerah-daerah penyuplai hunian terbesar seperti Jawa Barat, yang tumbuh 22,3 persen, DKI Jakarta (13 persen), Banten (18,5 persen), dan Jawa Timur (33 persen).
Adapun indeks suplai rumah tapak berada sebesar 128,4 atau naik 22 persen dari kuartal sebelumnya. Sedangkan indeks suplai apartemen 106,6 atau naik 12 persen dibandingkan kuartal sebelumnya.
Namun optimisme yang terlihat pada indeks suplai masih belum diikuti harga dengan index di kuartal II-2020 mencapai 110,6 atau turun 1,7 persen dari kuartal sebelumnya. Namun secara year-on-year, indeks masih menunjukkan kenaikan sebesar 2,3 persen.
Marine menjelaskan bahwa optimisme dari sisi pasokan terlihat dari naiknya suplai properti secara nasional. Memasuki fase adaptasi kebiasaan baru, penyedia suplai properti melakukan koreksi harga untuk menarik konsumen. Karena itu, kuartal kedua masih menjadi buyers market, dimana konsumen memiliki daya tawar yang lebih tinggi.
Menurut Marine, kenaikan harga properti secara nasional (yoy) dipengaruhi meningkatnya harga rumah tapak dengan indeks 114,9 pada kuartal kedua 2020, atau turun 0,7 persen secara kuartalan. Namun secara tahunan masih naik tiga persen.
"Kenaikan rata-rata tahunan untuk rumah tapak sebelumnya adalah enam persen," kata dia.
Berbeda dengan rumah tapak, indeks harga apartemen tercatat 116,5 atau naik tipis sebesar 0,4 persen (qoq) dan 1,5 persen (yoy). Angka kenaikan tahunan pada kuartal kedua 2020 ini masih lebih kecil dibandingkan rata-rata kenaikan apartemen secara tahunan yakni sebesar lima persen.
Tren pertumbuhan indeks harga kuartalan dipengaruhi melambatnya pertumbuhan di sejumlah wilayah penyuplai besar. Indeks harga properti di Banten tercatat 105,6 atau turun sebesar 1,8 persen secara kuartalan.
Penurunan juga terjadi di Jawa Timur, yakni sebesar 1,11 persen secara kuartalan berada pada indeks 91,5. Jawa Barat 117,1 atau turun 0,9 persen. Sementara DKI Jakarta justru menunjukkan tren positif mencapai 112,1 atau naik 1,8 persen (qoq).
Chief Economist PT Bank Permata Tbk Josua Pardede menambahkan bahwa berdasarkan Survei Harga Properti Residensial Bank Indonesia, indeks harga properti residensial pada kuartal II-2020 menunjukkan kenaikan yang lebih rendah dibandingkan kuartal sebelumnya.
Secara kuartalan, harga properti residensial melambat dari 0,46 persen (qoq) menjadi 0,32 persen (qoq) dan secara tahunan melambat dari 1,68 persen (yoy) menjadi 1,59 persen (yoy).
Dia mengatakan sektor properti nasional diperkirakan terus mengalami pemulihan yang dipengaruhi naiknya tingkat kepercayaan konsumen.
Sejalan implementasi stimulus ekonomi dari pemerintah, perilaku konsumen untuk membeli atau investasi properti diperkirakan akan membaik. Selain itu, dengan tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia akan mendorong penurunan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
"Permintaan KPR diperkirakan akan meningkat dan mendorong industri properti nasional," kata Josua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News