Hasil Survei Harga Properti Residensial (SHPR) Bank Indonesia mencatat penjualan pada triwulan II-2023 tersebut dipengaruhi oleh belum kuatnya penjualan rumah tipe kecil dan tipe menengah. Namun tipe rumah besar justru mengalami kenaikan.
Survei mencatat bahwa penjualan rumah tipe kecil masih terkontraksi sebesar 15,81 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Untuk rumah tipe menengah juga masih terkontraksi
15,17 persen secara tahunan.
Sementara itu, penjualan rumah besar terpantau mengalami peningkatan sebesar 15,11 persen
secara tahunan, setelah terkontraksi 6,82 persen pada triwulan sebelumnya.
Baca juga: 4 Penyebab KPR Ditolak Bank |
Berdasarkan informasi dari responden, terdapat sejumlah faktor yang menghambat penjualan properti residensial primer, antara lain masalah perizinan atau birokrasi sebesar 30,40 persen, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sebesar 29,52 persen.
Selain itu, alasan masyarakat masih menunda membeli properti adalah proporsi uang muka yang tinggi dalam pengajuan KPR, dengan jumlah responde mencapai 22,79 persen. Alasan lainnya yakni perpajakan, dengan jumlah responden 17,29 persen.
Sementara itu, penjualan rumah secara triwulanan pada triwulan II-2023 kembali tumbuh
positif sebesar 6,59 persen. Peningkatan penjualan rumah secara triwulanan tersebut didorong oleh kenaikan penjualan rumah tipe kecil dan tipe besar.
Penjualan rumah tipe kecil tumbuh sebesar 9,89 persen, dan tipe besar naik 22,48 secara triwulan setelah keduanya mengalami kontraksi pada triwulan sebelumnya.
Namun demikian, penjualan rumah tipe menengah secara triwulanan mengalami penurunan sehingga terkontraksi sebesar 4,83 persen secara triwulan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News