Peluang sektor properti di 2025. Foto: Freepik
Peluang sektor properti di 2025. Foto: Freepik

Peluang dan Tantangan Sektor Properti di 2025

Rizkie Fauzian • 10 Januari 2025 17:28
Jakarta: Memasuki 2025, kondisi sektor properti masih dibayangi berbagai tantangan, baik skala nasional maupun global. Knight Frank Indonesia melakukan Survey terkait Property Outlook 2025.
 
Country Head Knight Frank Indonesia, Willson Kalip mengatakan bahwa keberlanjutan dalam optimisme perlu diterapkan di 2025 di tengah tantangan nasional dan global yang belum usai.
 
"Meski penuh tantangan, berbagai peluang masih terbuka di tengah dinamika pasar properti yang masih mencari titik keseimbangan baru. Di antaranya digitalisasi dan pengembangan AI untuk optimalisasi pertumbuhan properti," jelas dia dalam laporan dikutip Jumat, 10 Januari 2025.

Survei dilakukan untuk melihat bagaimana refleksi dan prediksi para pelaku properti terhadap sensitivitas sektor properti di tengah berbagai tantangan yang masih berlanjut. Berikut simpulan hasil dari survey yang dilakukan dalam satu bulan terakhir.

Pertumbuhan ekonomi dan kondisi global

Peluang dan Tantangan Sektor Properti di 2025
Peluang sektor properti di 2025. Foto: Shutterstock
 
Meski perekonomian global dan kondisi geopolitik masih tegang, para pelaku properti memprediksi bahwa hal tersebut tidak terlalu berpengaruh terhadap perekonomian nasional, yang diprediksi akan tetap stabil, meski di tengah berbagai tantangan untuk mencapai akselerasi pertumbuhan di atas 5 persen.
 
Tantangan terbesar yang harus dihadapi dalam mencapai akselerasi pertumbuhan ekonomi di antaranya adalah gangguan supply chain, peningkatan suku bunga dan deflasi.
 
Baca juga: Harga Properti Paling Tidak Terjangkau di Dunia, Indonesia No 4

Sementara itu, pengaruh kondisi global seperti pemilu di Amerika Serikat diprediksi tidak terlalu berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Namun demikian, tren kenaikan investasi asing diprediksi bakal berlanjut.
 
Hal ini terutama ditopang aliran dana yang bergulir sejalan dengan relokasi manufaktur China akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China, yang membuka peluang terhadap sektor logistik dan industri nasional.
 
Keputusan manufaktur China merelokasi pabrik, menjadi salah satu kesempatan bagi Indonesia untuk memperkuat rantai pasok regional, serta meminimalkan tantangan distribusi.

Properti dan tantangannya saat ini

Peluang dan Tantangan Sektor Properti di 2025
Peluang sektor properti di 2025. Foto: Shutterstock
 
Para pelaku properti masih optimis di tengah berbagai tantangan global yang belum kunjung mereda. Bahkan sebagian besar percaya bahwa harga properti tetap akan terus meningkat dalam beberapa tahun ke depan.
 
Beberapa isu, seperti pelemahan daya beli segmen menengah, tingginya harga tanah, dan kenaikan suku bunga diprediksi akan menjadi tantangan yang harus dihadapi dalam pertumbuhan sektor properti di 2025.
 
Stakeholders juga memprediksi bahwa, subsektor industri, data center dan pergudangan akan tumbuh positif di 2025. Sementara itu, subsektor residensial, hotel, ritel, dan villa akan tumbuh moderat.
 
Baca juga: Insentif PPN DTP untuk Perumahan Diperpanjang

Sedangkan subsektor yang lain diperkirakan masih tetap stagnant. Sejalan dengan itu, sektor pendidikan dan healthcare diprediksi akan tumbuh positif dan menjadi daya ungkit dalam pertumbuhan properti.
 
Program Pemerintah yang diharapkan memberi dampak signifikan terhadap sektor properti, di antaranya adalah PPN DTP & Free BPHTB, dan pengembangan infrastruktur.
 
Sementara itu, terkait IKN, sebagian besar pelaku properti menyatakan tidak yakin, atau belum pasti terkait keberlanjutan investasi dan pembangunan di IKN.

Peluang properti di 2025

Peluang dan Tantangan Sektor Properti di 2025
Peluang sektor properti di 2025. Foto: Freepik
 
Beberapa temuan yang diprediksikan akan mendorong pertumbuhan properti di 2025, di antaranya adalah sebagai berikut :

1. Sektor hunian

Sektor hunian masih menjadi sektor utama yang mendorong pertumbuhan properti Nasional saat ini. Ragam kebutuhan hunian menjadi penggerak transaksi, mulai dari hunian untuk kelompok menengah, asrama/hunian di sekitar perguruan tinggi.
 
Tumbuhnya co-living di area perkotaan menjadikan investasi di sektor hunian tetap menarik, dan diperkirakan akan terus tumbuh positif di tahun ini meski di tengah pelemahan daya beli masyarakat.

2. Green Property

Green properti akan mempengaruhi pengembangan properti di masa depan. Sejalan dengan temuan tersebut, Jackie Cheung, Director ESG Knight Frank Asia-Pacific dan Singapore, menyebutkan bahwa, ‘Green Property akan menjadi pusat perhatian dalam pengembangan real estat masa depan di kawasan Asia, seiring dengan meningkatnya kesadaran akan pentingnya prinsip-prinsip ESG’.

3. Pertumbuhan di beberapa kota

Jabodetabek dan beberapa kota utama di Pulau Bali diprediksi akan tetap tumbuh sebagai metropolitan yang sangat potensial untuk pertumbuhan properti.
 
Selain itu, Makasar, Semarang dan Surabaya masuk sebagai kota yang berada dalam radar investasi properti di 2025.

4. Pengaruh AI

Meskipun masih dalam tahap awal, AI (artificial intelligence) diperkirakan akan memiliki efek yang cukup signifikan terhadap pertumbuhan properti.

5. Sektor pariwisata dan hiburan

Sektor pariwisata, hiburan, dan properti akan terus tumbuh saling melengkapi. Tren terbaru menunjukkan perpaduan unik antara hiburan dan olahraga, seperti yang terlihat pada pembukaan Topgolf di bilangan Jakarta Selatan.
 
Fasilitas ini menawarkan pengalaman bermain golf untuk berbagai usia, tidak hanya untuk berolahraga, tetapi juga menjadi sarana hiburan dan berinteraksi sosial dengan suasana lapangan golf yang dilengkapi dengan restoran dan berbagai hiburan yang menarik.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(KIE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan