“Daerah Jakarta itu total office atau perkantoran komersial ada hampir lebih dari 11 juta meter persegi. Dengan tingkat kekosongan ya hampir 2 juta meter persegi sehingga memang ini menjadi PR yang cukup berat buat para pengembang perkantoran,” kata Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto dalam paparan, Rabu, 2 Oktober 2024.
Ferry mengatakan tingkat kekosongan sektor perkantoran bisa tergantikan dengan pembangunan apartemen. Ia menambahkan laporan tersebut bersifat dinamis di masa mendatang bergantung pada data suplai yang masuk.
Baca juga: Tarik Minat Penyewa, Pemilik Gedung Kantor Bakal Perang Tarif |
“Ada wacana untuk tidak semuanya dijadikan office. Kemungkinan dia (sektor perkantoran) akan menjadi apartemen,” jelasnya
Sementara itu, permintaan ruang kantor di luar kawasan CBD memungkinkan mengalami peningkatan. Seiring penyesuaian pasar, Ferry melihat potensi pertumbuhan tetap kuat dengan sistem kerja offline dan beberapa perusahaan mencari fasilitas yang lebih kolaboratif.
“Permintaan ruang kantor yang berkualitas tinggi di luar kawasan CBD kemungkinan dia akan meningkat, pemicunya dengan adanya pembangunan infrastruktur dan meningkatnya aktivitas bisnis yang menawarkan peluang bagi pemilik gedung untuk menarik basis penyewa yang lebih beragam,” ungkap Ferry.
Harga jual yang dipantau oleh Colliers relatif lambat. Kebanyakan transaksi melalui pasar sekunder, yaitu penjualan melalui pembeli dan pemilik unit sehingga tidak transaksi langsung dari developer.
Rata-rata harga di kawasan CBD sekitar Rp58 juta, sedangkan di luar CBD itu sekitar Rp41,5 juta. Investor individu yang memiliki ruang kantor memilih tidak menjual ruangan kantor karena menunggu keuntungan besar.
“Mereka menunggu momentum perbaikan dalam dunia bisnis sehingga mereka (investor) berharap bisa mendapatkan margin keuntungan lebih besar saat menjual properti mereka,” jelas Ferry. (Theresia Vania Somawidjaja)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News