Usai pelaksaan Asian Games 2018, wisma atlet di Kemayoran ini sebagian unitnya akan diperuntukkan bagi rumah dinas pejabat kementerian. Antara Foto/M Adimaja
Usai pelaksaan Asian Games 2018, wisma atlet di Kemayoran ini sebagian unitnya akan diperuntukkan bagi rumah dinas pejabat kementerian. Antara Foto/M Adimaja

Euforia Asian Games Pengaruhi Sektor Properti?

Rizkie Fauzian • 31 Agustus 2018 15:05
Jakarta: Penyelenggaraan Asian Games ke-18 tidak sekedar euforia semata, dampak pesta olah raga terbesar di se-Asia tersebut juga dirasakan hingga sektor properti. Meski tidak secara langsung, namun dampaknya dirasakan dalam jangka panjang.
 
Dampak yang terjadi saat penyelenggaraan Asian Games saat ini terjadi sektor perhotelan. Tingkat hunian selama Asian Games meningkat hingga 100 persen terutama di sekitar Senayan yang menjadi pusat pertandingan.
 
Sementara itu bagi sektor residensial, kehadiran Wisma Atlet di Kemayoran diharapkan bisa meramaikan kawasan tersebut. Menurut Kepala Riset Savills Indonesia, Anton Sitorus, dalam media briefing di Panin Tower, Jakarta, Efek jangka panjang diprediksi meningkatkan demand properti di kawasan yang dipenuhi rumah susun dan apartemen tersebut.

"Wisma Atlet juga bisa jadi contoh proyek TOD. Selama ini pembangunan TOD belum ada yang jalan karena tidak ada huniannya, kalau di Wisma Atlet kan sudah ada huniannya tinggal dibuat hub-nya saja, terminal atau apapun," kata Anton.

Sedangkan pengaruh ke sektor perkantoran dan ritel tidak terjadi secara langsung. Khusus bagi sektor ritel, terjadi kenaikan tingkat kunjungan ke mal-mal. "Kalau perkantoran, dengan penyelenggaraan ini diharapkan investor asing melihat dan berani investasi di Indonesia sehingga bisa membuka kantor," ungkap Anton.

Euforia Asian Games Pengaruhi Sektor Properti?
Interior salah satu uni di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat. Antara
 
Dampak berbeda setiap negara
 
Gelaran pesta olah raga memiliki dampak yang berbeda-beda bagi setiap negara penyelenggara. Misalnya pada Olimpiade, negara penyelenggara merasakan dampaknya berupa kenaikan harga properti.
 
Pada 1992, Barcelona menjadi tuan rumah penyelenggaraan Olimpiade yang berdampak pada kenaikan harga properti hingga 131 persen. Di Atlanta pada 1996, terjadi kenaikan 19 persen.
 
Selanjutnya Olimpiade di Sydney pada 2000, berdampak pada kenaikan harga properti di kota tersebut hingga 50 persen dan di Athena pada 2004 menyebabkan kenaikan harga hingga 64 persen.
 
"Dampaknya juga bisa berbeda tergantung motif negara penyelenggara dan juga kondisi pasar di negara tersebut. Seperti di Seoul dan Sydney keduanya membangun beberapa fasilitas untuk Olimpiade dengan besar-besaran," jelasnya.
 
Sementara itu, penyelenggaraan Asian Games di Indonesia memiliki motif yang berbeda. Terbukti dengan pembangunan fisik dan fasilitas yang tidak terlalu signifikan.
 
"Di Indonesia tidak ingin membuat legacy yang signifikan secara fisik, ini lebih ke faktor membangkitkan investor luar dan dalam negeri saja. Di luar pembangunan infrastruktur dan tempat olah raga tidak ada pembangunan khusus. Kalau pun pemerintah terlalu jor-joran juga buat apa nantinya," tambah Anton.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)




TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan